X

Belajar Teori Asam Basa Arrhenius

Kita sering menemukan rasa asam atau pahit dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, misal buah-buahan dan air sabun. Ketika kita makan buah-buahan kita merasakan adanya asam sedangkan ketika kita mandi, tanpa sengaja meminum air sabun, kita merasakan adanya basa yaitu ditandai adanya rasa getir di lidah. Asam dan basa juga dapat kita jumpai dalam obat-obatan, produk makanan, pertanian maupun industri.

Teori Asam Arrhenius

Konsep asam dan basa sudah dikenal sejak abad 18-an. Untuk pertama kalinya, pada tahun 1884 seorang ilmuwan Swiss, Svante August Arrhenius, mengemukakan suatu teori tentang asam basa. Arhenius berpendapat bahwa dalam air, larutan asam dan basa akan mengalami penguraian menjadi ion-ionnya. Asam merupakan zat yang di dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+). Sedangkan basa merupakan zat yang di dalam air dapat melepaskan ion hidroksida (OH).

HA(aq) H+(aq)   +   A(aq)
Asam Ion Hidrogen
B(aq) + H2O(l)  BH+(aq) + OH(aq)
Basa                Ion Hidroksida

Teori asam basa arrhenius ini cukup rasional, akan tetapi setelah beberapa saat, para ahli kimia berpendapat bahwa ion H+ hampir tidak bisa berdiri sendiri dalam larutan. Hal ini dikarenakan ion H+ merupakan ion dengan jari-jari ion yang sangat kecil. Oleh karena itu, ion H+ terikat dalam suatu molekul air dan sebagai ion oksonium (H3O+). Sehingga reaksi yang benar untuk senyawa asam di dalam air adalah sebagai berikut.

HA(aq) + H2O(aq) →  H3O+(aq) + A(aq)

Asam Ion oksonium (H3O+ .Akan tetapi, ion H3O+ lebih sering ditulis ion H+, sehingga penulisannya menjadi seperti berikut.

HA(aq) →  H+(aq) + A(aq)

a. Senyawa asam

Berdasarkan jumlah ion H+ yang dapat dilepas, senyawa asam dapat dikelompokan dalam beberapa jenis, yaitu

  1. Asam monoprotik, yaitu senyawa asam yang dapat melepaskan satu ion H+. Contoh HCl, HBr, HNO3, dan CH3COOH.
  2. Asam poliprotik, yaitu senyawa asam yang dapat melepaskan lebih dari satu ion H+. Asam ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu asam diprotik dan triprotik.
    a. Asam diprotik adalah senyawa asam yang dapat melepaskan dua ion H+. Contoh H2SO4, H2CO3 dan H2S.
    b. Asam triprotik adalah senyawa asam yang dapat melepaskan tiga ion H+. Contoh H3PO4.

Berdasarkan kemampuan senyawa asam untuk bereaksi dengan air membentuk ion H+,senyawa asam dibedakan menjadi

  1. Asam biner, yaitu asam yang mengandung unsur H dan unsur non logam lainnya (hidrida non logam). Contoh HCl, HBr, dan HF.
  2. Asam oksi, yaitu asam yang mengandung unsur H, O, dan unsur lainnya. Contoh HNO3, H2SO4, HClO3.
  3. Asam organik, yaitu asam yang tergolong senyawa organik. Contoh CH3COOH (asam cuka) dan HCOOH.

b. Senyawa basa

Senyawa basa dapat dikelompokan berdasarkan jumlah gugus OH yang dapat dilepas, yaitu basa monohidroksi dan polihidroksi.

  1. Basa monohidroksi adalah senyawa basa yang dapat melepaskan satu ion OH. Contoh NaOH, KOH, dan NH4OH.
  2. Basa polihidroksi adalah senyawa basa yang dapat melepaskan lebih dari satu ion OH. Basa ini dapat dibagi menjadi
    a. Basa dihidroksi, yaitu senyawa basa yang dapat melepaskan dua ion OH. Contoh Mg(OH)2 dan Ba(OH)2.
    b. Basa trihidroksi adalah senyawa basa yang melepaskan tiga ion OH–. Contoh Fe(OH)3 dan Al(OH)3.

c. Sifat asam dan basa

Pada awalnya, suatu zat diklasifikasikan sebagai asam atau basa berdasarkan sifat zat pada larutannya di dalam air. Sifat asam atau basa suatu zat dapat diketahui dengan mencicipinya. Suatu zat dikatakan sebagai asam jika memberikan rasa asam, sedangkan suatu zat dikatakan sebagai basa jika rasanya getir dan terasa licin. Namun, pengenalan dengan metode ini beresiko tinggi karena dimungkinkan ada senyawa kimia yang bersifat racun. Untuk mengenali sifat suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan indikator asam basa.

Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indicator asam basa dapat digunakan untuk mengetahui apa suatu zat termasuk asam atau basa. Salah satu indikator asam basa yang praktis digunakan adalah lakmus. Lakmus berasal dari spesies lumut kerak yang dapat berbentuk larutan atau kertas. Lakmus yang sering digunakan berbentuk kertas, karena lebih  sukar teroksidasi dan menghasilkan perubahan warna yang jelas.

Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu
  1. Kertas lakmus merah
    Kertas lakmus merah berubah menjadi berwarna biru dalam larutan basa dan pada larutan asam atau netral warnanya tidak berubah (tetap merah).
  2. Kertas lakmus biru
    Kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah dalam larutan asam dan pada larutan basa atau netral warnanya tidak berubah (tetap biru).

 Untuk mengingatnya cukup mudah sobat, lihat saja ujung hasilnya, jika basa pasti hasil akhirnya kertas lakmus akan biru, kalau lakmus merah berarti di berubah menjadi biru dan jika yang dipakai kertas lakmus biru maka tidak berubah (tetap biru). Jika itu asam maka hasilnya kertas lakmusnya merah. Demikian tadi sobat cerita singkat tentang teori asam basa arrhenius dan macam-macam asam dan basa.

Categories: rumus kimia
rumus hitung:
X

Headline

Privacy Settings