X

Kingdom Animalia

A. Pengertian Kingdom Animalia

      Kingdom animalia (dunia hewan) adalah sekelompok organisme eukariotik yang multiseluler. Hewan tidak mampu membuat makanannya sendiri sehingga disebut heterotrof. Berbeda dengan tumbuhan, hewan tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu membuat makanannya sendiri. Hewan dapat bergerak dan berpindah tempat untuk mendapatkan makanan dan untuk mempertahankan hidupnya.

B. Ciri-ciri Kingdom Animalia

Secara umum, kingdom animalia memiliki beberapa ciri dan diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Merupakan organisme multiseluler (bersel banyak)
  2. Tidak membuat makanannya sendiri (heterotrof)
  3. Membutuhkan oksigen
  4. Memiliki sel otot sebagai penggerak dan saraf sebagai rangsangan
  5. Sistem reproduksi umumnya seksual. Namun ada beberapa filum yang memiliki sistem reproduksi aseksual
  6. Bentuk dewasanya selalu diploid (2n)
  7. Memiliki bentuk dan struktur tubuh yang beranekaragam
  8. Kingdom animalia terdiri dari dua kelompok yaitu vertebrata (hewan bertulang belakang) dan invertebrata (hewan tidak bertulang belakang). Pembagian kelompok tersebut didasarkan atas ada tidaknya penyokong tubuh (notochord), tulang belakang (vertebrae), sistem tubuh, jenis rongga tubuh, otot dan pergerakan serta penutup tubuh.
  9. Memiliki alat pernapasan yang bermacam-macam.

C. Klasifikasi Kingdom Animalia

Klasifikasi kingdom animalia dibedakan menjadi 2 yaitu kelompok vertebrata dan kelompok invertebrata.

a. Vertebrata

      Vertebrata merupakan sekelompok hewan yang memiliki ciri adanya tulang belakang. Hewan vertebrata (bertulang belakang) diklasifikasikan berdasarkan kulit yang menutupi tubuhnya, cara mempertahankan suhu tubuh, cara reproduksi,  dan anggota badannya. Hewan vertebrata pada umumnya memiliki tubuh simetri

1. Phylum Chordata

      Phylum chordata terbagi menjadi 7 kelas yaitu; (1) kelas Agnatha, (2) kelas Chondricthyes, (3) kelas Osteichthyes, (4) kelas Amphibia, (5) kelas  Aeptilia, (6) kelas Aves, dan (7) kelas Mamalia. Agnatha (tidak memiliki rahang) dengan ciri berbadan panjang dan ramping (seperti belut), contohnya adalah lamprey, dan hagfish. Chondricthyes (ikan bertulang rawan), contohnya adalah hiu, dan pari. Osteichthyes (ikan bertulang sejati/keras) memiliki ciri sisik sikloid, dan stenoid, operculum, gelmbung renang, poikiloterm, respirasi dengan insang, peredaran darah tertutup dan jantung 2 ruang, dan contohnya adalah nila, gabus, ikan mas dan sebagainya. Amphibia (hidup di darat dan air), memiliki ciri fase larva di air (isang), faase dewasa (paru-paru dan kulit), permukaan basah oleh lendir, fertilisasi eksternal dan memiliki jantung 3 ruang, contohnya adalah anura (katak), urodella (salamander), apoda (caicila). Reptilia (hewan melata) meiliki ciri kulit yang bersisik, bernapas dengan paru-paru, mengalami pergantian kulit, poikiloterm, memiliki jantung 4 ruang dengan sekat belum sempurna, pembuahan secara internal, dan telur dilapisi oleh cangkang. Aves (burung), memiliki ciri tubuh yang diselimuti oleh bulu, memiliki paruh,  memiliki sepasang sayap, homoiterm, bertelur (ovivar), repirasi paru-paru dan kantung udara, jantung terdiri dari 4 ruang sempurna, contohnya bebek elang, unggas dan sebagainya. Mamalia (hewan menyusui) memiliki tubuh yang ditutupi oleh rambut, beranak (vivar), memiliki kelenjar susu untuk menyusui, memiliki jantung 4 ruang (sempurna), homoiterm, memiliki 4 alat gerak, bernapas dengan paru-paru, serta memiliki gigi.

b. Invertebrata

Invertebrata adalah sekelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Hewan invertebrata terdiri dari beberapa phylum seperti berikut.

1. Phylum Annelida

      Annelida adalah sekelompok cacing yang berbentuk cincin atau disebut sebagai cacing gelang. Annelida adalah hewan tipe triploblastik selomata, memiliki sistem pencernaan lengkap, mempunyai otot, sistem saraf tangga tali, memiliki sistem sirkulasi dan tidak memiliki sistem respirasi. Alat ekskresi berupa nepridium. Habitat cacing ini hidup di air tawar, air laut dan daratan. Memiliki sistem tubuh simetris bilateral dan tubuh beruas. Tubuh dinding terdiri dari tiga lapisan yaitu endoderm, mesoderm, dan ektoderm. Sistem reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi kemudian beregenerasi. Sedangkan reproduksi secara seksualnya testis dan ovarium terdapat pada satu individu (hermavrodit, dan ada juga yang terpisah (gonokoris). Phylum ini terbagi menjadi tiga kelas yaitu; (1) kelas polychaeta, oligochaeta, dan (3) kelas Hirudinae.

2. Phylum Coelenterata (Cnidaria)

      Coelenterata diartikan sebagai usus berongga atau hewan yang memiliki rongga tubuh. Coelenterata memiliki pernapasan secara difusi, kecuali anthozoa dan sifonoglia. Sistem pencernaan gastrovaskuler. Hewan coelenterata memiliki ciri khas yaitu organisme yang selama hidupnya mengalami dua bentuk kehidupan (dimorfis) yaitu sifatnya yaitu menempel pada substrat tertentu (polip) dan tidak menempel (medusa). Tubuh hewan coelenterata ada yang diploblastik dan ada yang bersimetri tubuh radial. Coelenterata memiliki jumlah ± 1000 spesies yang sebagian besar hidupnya tinggal di perairan laut. Hewan coelenterata memiliki tentakel yang dilengkapi dengan racun (nematokist) yang berguna untuk melemahkan mangsanya. Reproduksi coelenterata ada yang vegetatif (untuk polip) dan (generatif untuk medusa).

3. Phylum Arthorpoda

      Arthorpoda adalah organisme yang memiliki kaki beruas-ruas. Memiliki tubuh yang terdiri dari kepala (sefalus), dada (toraks), dan perut (abdomen). Hewan arthorpoda memiliki bentuk tubuh yang simetris bilateral, triploblastik selomata dan bersegmen, serta memiliki rangka yang terbuat dari zat kitin. Arthorpoda memiliki organ sensoris yang berkembang, memiliki sistem saraf seperti tangga tali. Sistem reproduksi secara seksual. Sistem pernapasan arthorpoda yaitu trakea, insang, paru-paru buku atau permukaan kulit. Memiliki sistem ekskresi berupa badan malphigi, sistem peredaran darah terbuka, dan memiliki sistem pencernaan yang lengkap. Phylum arthorpoda terbagi menjadi empat kelas yaitu; Crustacea, Arachnoidea, Myriapoda, dan Insecta.

4. Phylum Echinodermata

      Echinodermata dikenal sebagai hewan berkulit duri, dan merupakan hewan triploblastik selomata. Habitat hewan ini hidup bebas di air laut. Memiliki sistem respirasi dan ekskresi melalui papula, tidak memiliki sistem peredaran darah. Sistem gerak menggunakan kaki ambulakral, dan sistem saraf berupa cincin bercabang, sedangkan sistem penernaan lengkap dan sempurna. Mempunyai rangka berupa keping-keping kapur. Reproduksi seksual secara eksternal dan dapat beregenerasi. Phylum echinodermata terdiri dari lima kelas yaitu; kelas Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea.

5. Phylum Mollusca

      Mollusca berasal dari bahasa latin yang berarti lunak. Mollusca termasuk hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, relatif bulat dan pendek. Tubuh mollusca dilapisi oleh lapisan sel yang dinamakan mantel, sedangkan bagian tubuh mollusca sendiri terdiri dari kaki, massa viseral dan memiliki cangkang. Habitat mollusca kebanyakan hidup di air laut dan beberapa ada yang hidup di air tawar. Mollusca memiliki sistem pencernaan yang lengkap, sistem sirkulasi terbuka ataupun tertutup, sistem saraf terdiri dari ganglion dan serabut saraf, sedangkan respirasi dengan insang ataupun paru-paru. Sistem reproduksi pada hewan ini secara seksual dan bersifat dioseus atau monoseus.

      Phylum mollusca terbagi menjadi lima kelas yaitu; (1) kelas polyplacophora, (2) kelas gastropoda, (3) kelas bivalvia, (4) kelas pelecypoda, dan (5) kelas cephalopoda. Polyplacophora merupakan hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam phylum mollusca, bentuk tubuhnya bulat telur, pipih, dan simetris bilateral dan contohnya adalah chiton sp.  Gastropoda (kaki diperut) adalah sejenis mollusca yang bergerak menggunakan perut dan seluruh tubuhnya mengandung lendir yang berfungsi untuk memudahkannya dalam bergerak, contohnya adalah siput air (lymnea sp), dan bekicot (achatina fulica). Bivalvia memiliki cangkang pipih dan berkaki. Hewan ini bernapas menggunakan lembaran insang, contohnya adalah ketam (anadonta sp), tiram (ostrea mytiloides), dan crassotrea virginica. Pelecypoda (kaki pipih seperti kapak) memiliki dua buah cangkang pipih setangkup sehingga disebut bivalvia, contohnya adalah kerang, kupang, remis, kijing, lokan, simping dan tiram. Cephalopoda (kaki di kepala) memiliki kantong tinta yang berisi cairan seperti tinta warna hitam yang berguna untuk melindungi diri dari musuh, contohnya adalah cumi-cumi (loligi sp), gurita (octapus sp), dan sotong (sepia officinalis).

6. Phylum Porifera (hewan berpori atau spons)

      Porifera merupakan hewan multiseluler paling sederhana. Hewan ini berhabitat di perairan. Hewan ini mempunyai dua sesi kehidupan. Saat masih larva hewan ini hidup berenang bebas di perairan dan saat sudah dewasa hewan ini tinggal dan menetap di dasar perairan dengan melekat pada substrat tertentu. Hewan spons memiliki ukuran 1-2 cm. Pori-pori yang terdapat pada porifera membentuk saluran air yang bermuara di rongga tubuh (spongocoel) dan pada ujung rongga terdapat lubang besar yang disebut dengan oskulum. Tubuh porifera tersusun oleh dua lapisan yaitu; lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar tersusun oleh sel-sel berbentuk pipih dan berdinding tebal yang disebut sel pinakosit. Sedangkan pada lapisan dalam spongocoel, dilapisi oleh sel berbentuk lampu dan memiliki flagel (alat gerak) yang disebut sel koanosit yang berfungsi untuk pencernaan makanan. Porifera bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui peleburan sperma dan sel telur. Reproduksi aseksual terjadi melalui pembentukan tunas (budding) dan adapun reproduksi lainnya dengan pembentukan gemmule (butir benih). Belum memiliki organ pencernaan, sistem peredaran darah, sistem saraf dan otot, akan tetapi sel-sel tubuhnya mampu mengindera dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Memiliki rangka luar berduri-duri yang tersusun atas zat kapur, zat kersik dan spongin.

      Phylum porifera terbagi menjadi 3 kelas yaitu; (1) kelas hydrozoa, (2) kelas scyphozoa, (3) kelas anthozoa. Kelas hydrozoa (hewan air) contohnya; obelia, hydra, dan physalia. Kelas scyphozoa (hewan mangkuk) memiliki bentuk tubuh medusa yang dikenal dengan ubur-ubur, contohnya adalah aurelia. Kelas Anthozoa adalah hewan yang memiliki bentuk tubuh seperti bunga dan tubuh hewan ini dilapisi oleh epidermis, memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga, berbentuk polip, dan hidup dilaut dangkal, soliter, dan koloni. Contoh hewan pada kelas ini adalah tubastrea (koral atau karang), urticina (anemon laut), stylophora dan acropora (hewan karang).

7. Phylum Ctenophora

      Phylum ctenophora dikenal juga dengan hewan ubur-ubur sisir dikarenakan memiliki sisir yang berlapis-lapis dan sisir ini merupakan kumpulan silia yang dapat mereka gunakan untuk berenang. Hewan ini adalah hewan terbesar yang berenang menggunakan silia. Hewan ctenophora memiliki jumlah ± 100 spesies yang semua anggotanya hidup di air laut. Hewan ini memiliki tubuh yang transparan dan diameternya rata-rata 10 cm. Pada umumnya Ctenophora memiliki tubuh berbentuk bola dan memiliki struktur menyerupai pita yang memanjang hingga 1 meter. Ctenophora mempunyai tentakel yang dapat digunakan untuk menangkap makanan. Selain itu hewan ini juga mempunyai sel-sel pelekat koloblas yang banyak ditemukan pada tentakelnya. Contoh hewan dari phylum ctenophora adalah beroe cucumis.

8. Phylum Platyhelminthes

      Platyhelminthes disebut juga sebagai cacing pipih karena bentuknya pipih dorsoventral dan simetri bilateral. Hewan ini termasuk golongan hewan aselomata karena tidak memiliki rongga tubuh. Sistem pernapasan platyhelminthes dilakukan secara difusi di seluruh permukaan tubuh dan memiliki alat ekskresi berupa flame cell (sel api). Hewan ini memiliki sistem pernapasan yang sangat sederhana yang terdiri dari mulut, faring dan usus. Phylum platyhelminthes memiliki ± 20.000 spesies di dunia dan hewan ini dapat hidup bebas dan ada juga yang hidup parasit. Sistem reproduksi platyhelminthes adalah seksual dan aseksual. Secara umum platyhelminthes bersifat hermafrodit yang artinya dalam satu tubuh terdapat alat kelamin jantan dan betina dan hewan ini memiliki sistem saraf tangga tali.

9. Phylum Nemertea

      Phylum nemertea disebut juga dengan cacing belalai karena memiliki bentuk tubuh seperti belalai dan pipih serta memiliki panjang yang bervariasi. Sebagian besar hewan ini hidup di perairan air laut, namun ada sedikit spesies yang dapat hidup di air tawar dan tanah lembab. Nemertea tidak memiliki segmen dan hewan ini berukuran panjang serta tipis. Sistem sirkulasi pada Nemertea memiliki pembuluh dan beberapa spesies memiliki sel darah merah yang mengandung hemoglobin untuk transportasi oksigen.  Nemertea tidak memiliki jantung untuk memompa darah, melainkan dia memiliki otot yang mampu untuk memompa darah. Nemertea berkembang biak secara hermafrodit dan sebagian besar melakukan fertilisasi internal. Contoh hewan dari phylum ini adalah Lineus longissimus.

10. Phylum Nematoda

     Karena bentuk tubuhnya gilig dan seperti benang panjang, Nematoda sering di kenal sebagai cacing dilig. Nematoda termasuk hewan pseudoselomata dan hewan ini dapat ditemukan pada habitat air, tanah lembab, jaringan tumbuhan serta pada cairan dan jaringan hewan lainnya. Nematoda ada yang hidup bebas dan ada juga yang parasit pada hewan lainnya.

11. Phylum Rotifera

      Rotifera merupakan hewan kecil yang sebagian besar hidup di air tawar meskipun beberapa spesis ada yang hidup di laut atau tanah yang lembab. Hewan phylum rotifera memiliki jumlah ± 1.800 spesies. Rotifera termasuk hewan pseudoselomata. Hewan ini sebagian besar hidup di air tawar, walaupun terdapat beberapa spesies yang hidup di perairan laut maupun tanah lembab. Organisme ini bersifat multiseluler dan memiliki alat pencernaan yang lengkap. Sistem reproduksinya secara partenogenesis yaitu perkembangan gamet tidak mengalami fertilisasi dan biasanya sel telur dapat langsung berkembang menjadi individu baru. dan rotifera merupakan organisme sejenis plankton yang bergerak bebas di perairan, namun ada beberapa sessile hidup dalam tabung agar dapat melekat pada substrat tertentu.

Categories: Lain-lain
amin:
X

Headline

Privacy Settings