X

Mengenal Jangka Sorong dan Cara Pemakaiannya + Contoh Soal

A. Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda yang memiliki tingkat ketelitian 0,01 mm. Dengan memakai jangka sorong kita dapat melakukan pengukuran terhadap suatu benda dengan lebih teliti dan akurat. Jangka sorong memiliki dua bagian, yaitu bagian yang cekung dan bagian yang cembung. Pada bagian yang cekung jangka sorong memiliki fungsi untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda. Sedangkan pada bagian yang cembung jangka sorong memiliki fungsi untuk mengukur panjang suatu benda. Kedua bagian pada jangka sorong ini umumnya disebut sebagai bagian rahang jangka sorong.

Terdapat suatu skala yang bernama skala utama pada rahang jangka sorong. Besar panjang dari bagian skala utama adalah 1 mm. Selain skala utama, rahang jangka sorong juga memiliki skala nonius yaitu bagian yang memiliki 10 bagian skala dan 10 skala nonius ini memiliki panjang 9 mm. Oleh karena itu 1 bagian dari skala nonius tersebut sama dengan 0,9 mm.

Jangka sorong biasanya merupakan alat alternatif yang paling banyak digunakan untuk mengukur seperti diameter sebuah bola, diameter dalam sebuah tabung, dan untuk melakukan pengukuran kedalaman. Nilai skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm yang artinya bahwa nilai dari dua gores yang dekat jaraknya adalah 0,1 mm. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa jangka sorong memiliki tingkat ketelitian sebesar 0,1 mm.

B. Fungsi Jangka Sorong

Jangka sorong memiliki beberapa fungsi diantaranya seperti berikut.

  • Berfungsi sebagai alat untuk mengukur diameter bagian luar suatu benda
  • Berfungsi sebagai alat untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda
  • Berfungsi sebagai alat untuk mengukur kedalaman suatu benda
  • Berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketebalan suatu benda

C. Bagian-bagian Jangka Sorong

Jika perhatikan secara keseluruhan, bagian dan bentuk jangka sorong adalah seperti pada gambar di bawah ini.

Inners Jaws (Rahang Dalam)

Inners jaws atau mudahnya disebut dengan rahang dalam, pada bagian ini terdapat dua bagian, yaitu bagian yang dapat digeser dan bagian yang tidak dapat digeser (tetap). Inners jaws atau rahang dalam ini berfungsi untuk melakukan pengukuran terhadap diameter bagian luar, sisi luar, ketebalan luar atau lebar dari bagian suatu benda.

Outer Jaws (Rahang Luar)

Outer jaws atau mudahnya disebut dengan rahang luar ini terdiri dari dua bagian yaitu, bagian yang dapat digeser dan bagian yang tidak dapat digeser. Outer jaws merupakan bagian jangka sorong yang biasanya digunakan untuk mengukur diameter sisi dalam benda, bagian dalam benda, lebar bagian dalam ataupun ketebalan dalam suatu benda

Depth Measuring Blade (Pengukuran Kedalaman)

Pada bagian jangka sorong ini memiliki beberapa bagian lagi yaitu sisi yang dapat memanjang atau bergeser dan satu bagian yang tidak dapat digeser (tetap). Dept measuring blade merupakan bagian jangka sorong yang digunakan untuk melakukan pengukuran kedalaman, ketinggian,  serta ketebalan dalam ataupun ketebalan luar suatu benda

Skala Utama Hasil Pengukuran

Pada skala utama terdapat dua bagian yaitu bagian yang dapat digeser dan bagian yang tidak dapat digeser (tetap). Pada skala utama terdapat garis-garis dan nilai yang berfungsi sebagai skala utama pada hasil pengukuran. Pada skala utama terdapat 2 jenis skala satuan hasil pengukuran yaitu, skala dengan satuan imperal (inch) yang terletak di bagian atas dan skala dengan satuan metrik (cm dan mm) yang terletak di bagian bawah.

Skala Nonius (Vernier)

Skala nonius ini memiliki bagian yang dapat digeser dan mempunyai dua jenis nilai, yaitu skala metrik (satuan mm) yang terletak di bawah, dan skala imperial (satuan inch) yang terletak di atas. Skala nonius pada jangka sorong ini memiliki fungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran pada skala utama, dan skala bentuk desimal pada hasil pengukuran utama.

Locking Screw

Bagian locking screw berfungsi untuk mengunci hasil pengukuran agar hasil yang didapatkan  tidak bergeser tidak atau bergerak.

D. Cara membaca Hasil pengukuran jangka sorong

Berikut adalah beberapa cara untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong.

  1. Periksa kondisi jangka sorong dan benda yang akan diukur. Pastikan diantara keduanya tidak terdapat kotoran yang menempel agar tidak mengurangi tingkat keakuratan dan ketelitian pengukuran jangka sorong.
  2. Rapatkan jangka sorong dengan menggeser rahanya, dan pastikan nilai pengukuran berada pada posisi nol
  3. Lakukan pengukuran dengan cara menggeser jangka sorong sehingga cocok dengan benda yang akan diukur.
  4. Pastikan posisi benda yang akan diukur benar-benar terjepit atau terukur secara benar.
  5. Pastikan posisi jangka sorong benar-benar lurus, baik secara vertikal maupun secara horizontal.
  6. Baca hasil pengukuran dengan seksama dan teliti
  7. Lihat hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh skala utama dengan memperhatikan posisi yang ditunjuk oleh garis angka nol pada skala nonius.
  8. Perhatikan garis angka lainnya pada skala nonius yang menunjukkan posisi terlurus terhadap nilai skala utama
  9. Apabila posisi yang paling lurus berada pada angka nol dari garis skala nonius, artinya hasil pengukuran adalah nilai bulat (bukan desimal)
  10. Apabila posisi yang paling lurus tidak tepat pada angka nol, perhatikan hasil yang mendekati dengan cara memperhatikan angka lainnya yang paling lurus dengan garis skala utama, dan hasil ini adalah desimal dari hasil pengukuran utama.

Contoh Soal

1. Perhatikan hasil pengukuran di bawah ini!

Berapakah hasil pengukuran tebal dari sebuah buku fisika menggunakan jangka sorong di atas?

A. 2,76 cm
B. 2,95 cm
C. 3,25 cm
D. 3,16 cm
E. 3,27 cm

Pembahasan:

Hasil Ukur = Skala utama + Skala Nonius
Hasil Ukur = 2,70 cm + 0,06 cm
Hasil Ukur = 2,76 cm.

2. Perhatikan hasil pengukuran dibawah ini!

Berapakah hasil pengukuran menggunakan jangka sorong di atas?

A. 2,03 cm
B. 2,08 cm
C. 2,11 cm
D. 2,23 cm
E. 2,28 cm

Pembahasan:

Hasil Ukur = Skala utama + Skala nonius
Hasil Ukur = 2,20 cm + 0,08 cm
Hasil Ukur = 2,28 cm

3. Dua buah pelat besi diukur menggunakan jangka sorong dan hasilnya adalah seperti gambar berikut!

Berapakah selisih tebal kedua pelat besi tersebut?

A. 0,3 mm
B. 0,6 mm
C. 0,7 mm
D. 0,8 mm
E. 1,7 mm

Pembahasan:

Hasil Ukur Pelat Besi 1 = Skala utama + Skala nonius
Hasil Ukur Pelat Besi 1 = 2,30 cm + 0,11 cm = 2,41 cm

Hasil Ukur Pelat Besi 2 = Skala utama + Skala nonius
Hasil Ukur Pelat Besi 1 = 2,20 cm + 0,14 cm = 2,34 cm

Selisih Pelat 1 & 2 = 241cm – 2,34 cm = 0,07 cm = 0,7 mm

Categories: Lain-lain
amin:
X

Headline

Privacy Settings