X

Kelas 11: Yuk Belajar Materi Koloid

Sistem Koloid yaitu campuran dua macam zat yang memiliki perbedaan fase dengan partikel terdispersi nya tersebar secara merata dalam fase pendispersi. Koloid tergolong sebagai campuran metastabil, yang mana campuran tersebut seolah-olah stabil, akan tetapi dapat melakukan pemisahan dalam rentang waktu tertentu. Beberapa jenis koloid diantaranya sol, emulsi, aerosol, dan gel. Adapun sifat-sifat koloid diantaranya nya; adsorpsi, efek tyndall, gerak brown, koagulasi koloid, muatan koloid, koloid pelindung, dialisis, elektroforesis, liofob, dan koloid liofil.

Hai sobat, Bagaimanakah kabarmu hari ini? Semoga kalian selalu sehat dan tetap semangat belajar ya!. Oh ya, apakah diantara sobat ada yang suka makan agar-agar, es krim, susu, atau mayones? Makanan-makanan tersebut ternyata termasuk dalam golongan koloid loh, apa sih koloid itu?

Pada kesempatan kali ini kita akan sama-sama belajar mengenai koloid mulai dari pengertian, jenis-jenis, cara pembuatan, sampai pemanfaatan koloid dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tunggu apa lagi yuk simak materi koloid berikut ini…

Pengertian Koloid

Koloid termasuk sebagai campuran antara dua macam zat yang mempunyai perbedaan fase dengan partikel terdispersi nya (terlarut) yang tersebar secara merata di dalam fase pendispersinya (pelarut). Koloid digolongkan sebagai campuran metastabil yang artinya campuran ini seolah-olah stabil, namun dapat memisah dalam waktu tertentu. Ukuran dari partikel koloid di antara larutan dan suspensi berkisar antara 1-100 nm.

Berikut ini adalah tabel untuk membedakan antara larutan, koloid, dan suspensi;

Koloid terdiri dari beberapa macam jenis, Apakah apa saja jenis-jenisnya? Simak uraian berikut…

Jenis-jenis Koloid

Menurut fase terdispersi dan medium pendispersinya, koloid bisa dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu diantaranya;

a. Aerosol

Aerosol termasuk dalam jenis koloid yang mempunyai fase terdispersi berupa zat padat atau cair dan medium pendispersi yang berupa gas. Apabila fase terdispersinya padat, maka dinamai dengan aerosol padat. Akan tetapi jika fase terdispersinya cair, maka disebut aerosol cair. Contoh dari koloid jenis aerosol yaitu obat nyamuk semprot, cat semprot, dan minyak wangi (parfum).

b. Sol

Sol termasuk dalam jenis koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat, Adapun medium pendispersinya nya berupa zat cair atau zat padat. Apabila medium pendispersinya berupa zat padat, maka dinamakan sol padat. Adapun contoh koloid jenis sol cair diantaranya; tinta, sol emas dan sol belerang. Sedangkan untuk sol padat Contohnya seperti; Intan hitam, kaca hitam, dan paduan logam.

c. Emulsi

Emulsi termasuk dalam jenis koloid yang mempunyai fase terdispersinya zat cair dan medium pendispersinya yang berbentuk zat cair. Lalu apakah bedanya emulsi dengan larutan? Pada emulsi, kedua zat cair tidak saling melarutkan, hal ini dapat terjadi akibat ada nya peran zat pengemulsi. Contoh emulsi di antaranya; kasein di dalam susu, santan, mayones, dan kuning telur.

d. Buih

Buih termasuk jenis koloid yang fase terdispersinya berupa gas, sedangkan medium pendispersinya berupa zat cair. Apabila medium pendispersinya berupa zat padat, maka dinamai buih padat. Contoh dari buih padat diantaranya; sabun, deterjen, batu apung, dan karet busa.

e. Gel

Gel termasuk jenis koloid yang yang dibentuk dari campuran zat padat dan zat cair. Gel dapat terbentuk akibat fase terdispersi bisa mengabsorpsi medium pendispersinya. Contoh dari Gel diantaranya; selai, agar-agar, gelatin, gel sabun, gel silika, dan lem kanji. Menurut sifat elastisitasnya, gel dibedakan menjadi dua yakni gel elastis dan non elastis. Untuk lebih mudah memahami mengenai jenis-jenis koloid, perhatikanlah tabel berikut ini;

Sifat-sifat Koloid

Koloid merupakan hasil campuran antara dua zat, pastinya masing-masing zat mempunyai sifat spesifik yang berbeda dari sifat zat pembentuknya. Berikut ini merupakan sifat-sifat koloid;

1). Efek Tyndall

Efek tyndall dikemukakan oleh seorang ilmuwan yang berasal dari Inggris yaitu John tyndall. Efek tyndall merupakan gejala terhamburnya berkas Sinar atau cahaya oleh partikel koloid. Oleh sebab itu efek ini dapat digunakan untuk membedakan antara koloid dan larutan.

2). Gerak Brown

Seorang botanis yang berasal dari Skotlandia pada tahun 1827 yang bernama Robert Brown berhasil melakukan pengamatan pada gerak partikel koloid. Pengamatannya itu membuktikan bahwa partikel koloid tidak pernah ada pada kondisi yang diam(stasioner), namun partikel koloid selalu bergerak dengan lintasan lurus yang arahnya tak menentu. Apabila diamati menggunakan mikroskop Ultra, gerak yang dihasilkan oleh partikel koloid ialah zig-zag. Pergerakan inilah yang di namakan dengan gerak brown. Apabila ukuran partikel koloid semakin kecil, maka gerak brown yang terjadi juga akan semakin cepat.

Sebagai contoh gerak brown dapat sobat perhatikan saat partikel debu yang bergerak melalui celah jendela yang terkena sinar matahari. Apabila diperhatikan, partikel debu tersebut akan selalu bergerak tanpa henti dan lintasannya berbentuk lurus.

3). Adsorpsi

Adsorpsi yaitu peristiwa terserapnya ion atau senyawa lain oleh permukaan koloid. Contohnya yaitu dapat kita jumpai pada saat kita menjernih kan air menggunakan tawas. Tawas dapat digunakan untuk menjernihkan air sebab mempunyai kemampuan untuk menyerap polutan yang ada di dalam air.

4). Muatan koloid

Menurut muatan yang dikandungnya, Muatan koloid dapat dibagi menjadi dua yakni koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.

5). Koagulasi koloid

Koagulasi termasuk peristiwa penggumpalan koloid yang membentuk endapan. Terbentuknya koagulasi dipengaruhi oleh pemanasan,pendinginan,pengadukan, ataupun penambahan asam. Contoh koagulasi dapat kita jumpai pada saat kita menambahkan sedikit senyawa asam ke dalam susu. Akibat penambahan asam tersebut, susu akan mengalami penggumpalan, sehingga terbentuklah suatu endapan.

6). Koloid pelindung

Disebut dengan Koloid pelindung karena, koloid ini bisa melindungi koloid lain agar tidak mengalami koagulasi.

7). Dialisis

Dialisis termasuk proses pemisahan koloid dari ion-ion pengotornya. Dialisis dapat dilakukan dengan cara mengalirkan cairan melalui suatu membran semipermeabel yang fungsinya sebagai penyaring.

8). Elektroforesis

Elektroforesis merupakan metode untuk memisahkan partikel koloid yang bermuatan menggunakan arus listrik. Hasil elektroforesis dapat digunakan untuk mengetahui jenis muatan koloid.

9). Koloid Liofil dan Liofob

Koloid liofil termasuk koloid yang dapat mengabsorbsi cairan sehingga terbentuklah selubung di sekitar koloid contoh koloid liofil yakni agar-agar Adapun koloid liofob termasuk koloid yang tidak mengabsorbsi cairan dengan syarat cairan tersebut Netral atau tidak bermuatan.

Cara pembuatan Koloid

Berikut ini merupakan cara-cara untuk pembuatan Koloid;

1). Cara kondensasi

Cara kondensasi merupakan sebuah cara untuk membentuk koloid yang dilakukan melalui proses penggumpalan partikel larutan agar menjadi partikel koloid.

Penggumpalan tersebut dapat dilakukan menggunakan metode berikut ini;

a. Reaksi Pengendapan

Proses reaksi pengendapan dilakukan menggunakan cara mencampur larutan elektrolit supaya dihasilkan endapan, seperti berikut ini;

b. Reaksi Hidrolisis

Proses reaksi hidrolisis dilakukan menggunakan cara mencampur suatu zat dengan air seperti berikut ini;

c. Reaksi Redoks

Koloid juga dapat dibentuk menggunakan reaksi redoks seperti berikut;

d. Reaksi Pergeseran

Contoh reaksi pergeseran dapat kita amati pada proses pembuatan sol As2S3. Sol As2S3 dibentuk dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan H3AsO3 encer pada suhu tertentu. Contoh reaksinya ialah sebagai berikut;

e. Reaksi Penggantian Pelarut

Pembuatan koloid memakai cara ini dapat kita amati pada pembuatan gel kalsium asetat, yang mana larutan kalsium asetat harus ditambahkan alkohol 96% supaya terbentuk gel kalsium asetat.

2). Cara Dispersi

Cara dispersi merupakan kebalikan dari kondensasi, yakni dilakukan dengan cara memperkecil partikel suspensi agar tercipta partikel koloid. Cara dispersi ini dapat dilakukan menggunakan beberapa metode sebagai berikut;

a. Cara Mekanik

Pembuatan Koloid menggunakan cara mekanik dapat dilakukan dengan cara penggilingan atau penggerusan partikel suspensi. Dengan begitu akan dihasilkan partikel yang lebih kecil dan lebih lembut. Contoh pembuatan partikel koloid menggunakan cara mekanik diantaranya;

  • Gumpalan tawas yang telah digiling akan membentuk koloid pada saat di campur dengan air.
  • Dihaluskan nya karbon menggunakan penggiling agar dihasilkan tinta
  • Dihaluskan nya belerang dan gula menggunakan penggiling koloid untuk menghasilkan sol belerang.

b. Cara Peptisasi

Pembuatan Koloid menggunakan cara peptisasi dilakukan dengan cara menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan mengalami pemecahan oleh zat kimia. Berikut ini merupakan contoh peptisasi;

  • Sol Fe(OH)3 dipeptisasi menggunakan FeCl3
  • Sol NiS dipeptisasi menggunakan H2S
  • Karet dipeptisasi menggunakan bensin

c, Cara Busur bredia atau breding

Cara busur bredia yaitu dengan cara mencelupkan dua kawat logam yang dialiri arus listrik ke dalam air. Hal ini bertujuan agar kawat tersebut membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.

d. Cara ultrasonik

Pada dasarnya cara ini hampir sama dengan cara mekanik, namun bedanya yaitu proses penghancuran partikel besar menggunakan gelombang ultrasonik.

Manfaat Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari

Keberadaan koloid sangat beratkaitanya dengan kehidupan kita sehari-hari, apa saja manfaat koloid? yuk simak berikut ini…

Berikut ini merupakan manfaat koloid dalam kehidupan sehari-hari;

  • Dapat digunakan pada industri kosmetik untuk membuat foundation, pembersih wajah, deodoran, pelembab badan, dan shampo
  • Pada industri tekstil, koloid dalam bentuk sel dapat dimanfaatkan untuk membuat warna
  • Pakaian pada industri farmasi, koloid dimanfaatkan dalam bentuk sel untuk membuat obat-obatan
  • Pada pada industri sabun, koloid dihasilkan dalam bentuk emulsi sebagai contoh sabun dan deterjen
  • Pada industri makanan, koloid umumnya ditemukan ditemukan dalam produk susu, kecap, saus, mentega, dan mayones.
  • Elektroforesis dapat digunakan untuk mengidentifikasi DNA

Nah sobat, demikian sedikit materi mengenai koloid yang dapat kami sampaikan.. Sampai jumpa pada kesempatan yang lain, dan semoga bermanfaat 🙂 🙂 🙂

Categories: Lain-lain
amin:
X

Headline

Privacy Settings