X

Kelas 10: Stoikiometri- Pengertian Rumus dan Persamaannya

Hai sobat Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga kalian senantiasa dalam keadaan sehat dan tetap semangat dalam belajar ya!

Siapakah diantara sobat yang pernah memberikan pupuk pada tanaman? Pada saat memupuk tanaman, ada hal yang perlu diperhatikan, yakni konsentrasi pengenceran pupuk haruslah menggunakan perbandingan tertentu. Konsentrasi pupuk tidak boleh terlalu pekat ataupun terlalu encer. Mengapa demikian? Bukankah jika semakin pekat, pupuk tanaman akan mendapat kan unsur hara yang semakin banyak?

Apabila konsentrasi pupuk semakin banyak, proses metabolisme pada tanaman akan terganggu. Hal ini diakibatkan karena, komposisi unsur hara yang ada pada pupuk sudah ditentukan melalui stoikiometri. Apakah yang dimaksud stoikiometri itu?. Temukanlah jawabannya pada pembahasan materi kali ini….

Sebelum membahas mengenai stoikiometri, sobat harus mengetahui apa itu rumus molekul dan rumus empiris. Yuk simak…

Pengertian Rumus Molekul dan Rumus Empiris

Sebagaimana pembahasan di awal pupuk merupakan senyawa yang sangat memiliki peranan penting untuk menyuburkan tanaman. Adapun pupuk yang biasa digunakan yakni pupuk urea. Pupuk urea mempunyai rumus molekul CH4N2O. Rumus molekul yaitu rumus yang menunjukkan jumlah atom pada setiap unsur dalam suatu senyawa. Rumus molekul inilah yang biasanya dipakai sebagai lambang suatu senyawa. Saat kita membahas mengenai rumus molekul, tentu tidak lepas dari pembahasan rumus empiris. Apakah rumus empiris itu?. Rumus empiris yaitu rumus yang mempunyai perbandingan atom-atom yang paling sederhana dalam suatu senyawa.

Menentukan Rumus Empiris

Beberapa hal yang harus dilakukan pada saat menentukan rumus empiris diantaranya;

  • Rumus empiris dapat ditentukan melalui rumus molekul, yakni dengan cara menyederhanakan jumlah atom penyusun rumus molekul agar dihasilkan bilangan bulat yang paling kecil.
  • Rumus empiris juga dapat ditentukan melalui cara membandingkan unsur-unsur penyusun senyawa dengan syarat massanya diketahui.

Untuk lebih jelasnya simak contoh soal berikut..

Contoh 1

Tentukanlah rumus empiris dari senyawa C6H12O6.

Pembahasan;

Rumus empiris dapat diperoleh dengan cara menyederhanakan rumus molekul seperti berikut;

C6H12O6 = (CH2O)6

Sehingga diperolehlah rumus empiris dari C6H12O6 yaitu CH2O.

Menentukan Rumus Molekul

Rumus molekul yaitu rumus yang jumlah atomnya merupakan kelipatan dari rumus empiris. Akan tetapi ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus molekul dan empiris yang sama. Kita dapat menggunakan rumus persamaan berikut ini untuk menentukan rumus molekul;

Keterangan;

n pada rumus merupakan kelipatan rumus empiris terhadap rumus molekul

Untuk lebih paham mengenai rumus molekul, perhatikanlah contoh soal berikut ini;

Contoh 2

Sebuah senyawa mempunyai rumus empiris CH2O. Jika diketahui Mr senyawa tersebut sebanyak 150, tentukanlah rumus molekul senyawa tersebut! (Ar H = 1, C = 12, dan O = 16).

Pembahasan;

Sebelum menentukan rumus molekul senyawa tersebut, tentukanlah massa molekul relatifnya (Mr), seperti berikut;

Setelah itu kita tentukan nilai n menggunakan persamaan berikut ini;

Setelah nilai n diketahui, kita dapat mencari rumus molekulnya seperti berikut;

Jadi rumus molekul senyawa tersebut ialah C5H10O5.

Melengkapi Persamaan Reaksi Kimia

Reaksi Kimia merupakan sebuah reaksi yang berlangsung secara spontan. Apabila suatu senyawa yang bermuatan ion negatif direaksikan dengan senyawa lain yang yang bermuatan ion positif, maka ion-ion tersebut akan saling berikatan. Berikut ini merupakan contoh ikatan antara ion tersebut;

Pengertian Stoikiometri

Stoikiometri yaitu sebuah ilmu kimia yang mempelajari tentang kuantitas suatu zat yang berkaitan dengan massa, jumlah mol, volume, dan jumlah partikel. Pada saat mempelajari stoikiometri, kita akan berjumpa dengan istilah koefisien. Koefisien yaitu bentuk perbandingan yang dapat berupa mol, volume, ataupun jumlah partikel.

Berikut ini merupakan rumus-rumus yang dapat digunakan untuk menyelesaikan stoikiometri;

Pengertian Pereaksi Pembatas

Saat membahas reaksi kimia, itu sama halnya dengan kita kita membahas zat pereaksi dan produk hasil reaksi. Umumnya zat pereaksi ditulis di ruas sebelah kiri, adapun produk ditulis di ruas sebelah kanan. Zat pereaksi tersebut nantinya akan dapat berubah menjadi produk apabila memenuhi perbandingan koefisien tertentu.

Perbandingan koefisien umumnya mengacu pada jumlah mol yang terlibat selama berlangsungnya reaksi.

Mol produk dapat ditentukan menurut perbandingan koefisien mol zat pereaksi, apabila mol pereaksinya berasal dari dua zat yang bereaksi, maka diharuskan mencari acuan yang tepat, yang mana acuan tersebut dipakai sebagai pereaksi pembatas. Zat yang digunakan sebagai pereaksi pembatas ini akan habis setelah bereaksi.

Penentuan Pereaksi Pembatas

Kita dapat menggunakan persamaan berikut ini untuk menentukan pereaksi pembatas;

Senyawa Hidrat (Air Kristal)

Kristal tergolong sebagai zat homogen padat yang terbatasi oleh bidang-bidang datar, serta mempunyai bentuk tertentu. Senyawa yang dapat dijumpai dalam bentuk kristal contohnya garam Inggris (MgSO4.7H2O). Kristal pada senyawa senyawa ini merupakan hasil dari perubahan wujud dari air menjadi padatan.

Setelah kita mempelajari, dan menyimak ulasan ulasan diatas, pastinya belum lengkap jika belum latihan soal. Untuk itu kami siapkan beberapa contoh soal, agar sobat lebih memahami materi. Yuk kita simak contoh soal nya…

Contoh 3

Perhatikanlah persamaan reaksi berikut;

Pada persamaan reaksi diatas, gas SO2 direaksikan sebanyak 12,8 gram. Tentukanlah volume gas O2 yang diukur pada keadaan standar (STP) dan tentukanlah massa SO3 yang terbentuk!

Pembahasan;

1). Untuk menentukan volume gas O2, mula-mula kita tentukan massa molekul relatif gas O2 dan SO2 nya seperti berikut;

Setelah itu kita tentukan mol gas SO2 dan O2 seperti berikut;

Untuk menentukan volume O2 dalam keadaan standar (STP), dapat kita gunakan rumus;

2). Untuk menentukan massa SO3 yang terbentuk, maka kita juga harus mencari massa molekul relatif dan mol gas SO3 yaitu sebagai berikut;

Massa gas SO3 dapat ditentukan dengan rumus;

Jadi volume gas O2 yang diukur pada keadaan standar (STP) yaitu sebanyak 2,24 L, adapun massa SO3 yang terbentuk yaitu sebanyak 16 gram.

Contoh 4

Perhatikanlah persamaan reaksi berikut;

Pada persamaan reaksi di atas, sebanyak 22 gram C3H8 direaksikan dengan 48 gram O2, tentukanlah zat yang berperan sebagai pereaksi pembatas dan massa zat yang tersisa!

Pembahasan;

1). Untuk menentukan zat yang berperan sebagai pereaksi pembatasnya, maka kita harus mencari massa molekul relatif dan mol dari C3H8 dan O2 terlebih dahulu seperti berikut;

Setelah mengetahui massa molekul relatif dan mol dari C3H8 dan O2, maka kita harus menyetarakan persamaan reaksinya seperti berikut;

Pereaksi pembatasnya dapat ditentukan menggunakan persamaan;

Zat yang berperan sebagai pereaksi pembatas yaitu zat yang memiliki hasil bagi yang paling kecil. Karna hasil bagi dari O2 lebih kecil dibandingkan C3H8 maka yang berperan sebagai pereaksi pembatas ialah O2

2). Zat yang tersisa pada reaksi diatas yaitu C3H8, sehingga kita harus mencari masa C3H8 yang tersisa. Sebelum mencari massa C3H8 yang tersisa, maka kita harus mengetahui jumlah mol C3H8 yang tersisa, yaitu dengan rumus;

Jadi zat yang berperan sebagai pereaksi pembatas yaitu O2 dan massa zat yang tersisa yaitu sebanyak 8,8 gram C3H8.

Nah sobat, demikianlah sedikit materi mengenai stoikiometri yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat, dan sampai jumpa pada kesempatan yang lain. 🙂 🙂 🙂

Categories: Lain-lain
amin:
X

Headline

Privacy Settings