X

Kumpulan Rumus Lengkap Matematika SMP Kelas 7

RumusHitung.com – Pembelajaran kali ini,rumushitung akan memberikan ringkasan kumpulan rumus lengkap matematika kelas 7 (SMP).

BAB 1
BILANGAN

A. Bilangan Asli

Bilangan bulat ialah himpunan bilangan positif kecuali nol.

Contoh : (1, 2, 3, 4, ….)

B. Bilangan Cacah

Bilangan cacah ialah himpunan bilangan bulat yang tidak bertanda negatifnya.

Contoh : (0, 1, 2, 3, 4, ….)

C. Bilangan Bulat

Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya adalah sama dengan 0 (nol) dan tidak dimasukkan lagi secara terpisah). Bilangan bulat bisa dituliss tanpa komponen pecahan atau desimal.

Operasi Penjumlahan

Apabila a, b, dan c ialah bilangan bulat, maka penjumlahan bilangan bulat memenuhi sifat :

  • tertutup, a + b ialah bilangan bulat
  • Komutatif, a + b = b + a
  • Asosiatif, (a + b) + c = a + (b + c)
  • 0 ialah unsur identitas penjumlahan
    a + 0 = 0 + a = a
  • -a ialah unsur invers penjumlahan
    a + (-a) = (-a) + a = 0

Operasi Perkalian

Apabila a, b, dan c ialah bilangan bulat, maka perkalian bilangan bulat memenuhi sifat :

  • tertutup, a x b ialah bilangan bulat
  • komutatif, a x b = b x a
  • asosiatif, (a x b) x c = a x (b x c)
  • 1 ialah unsur identitas perkalian
    a x 0 = 0 x a = 0
    a x 1 = 1 x a = a
  • Jika a ≠ 0, maka a-1 = 1/a ialah unsur invers perkalian
    a x a-1 = a-1 x a = 1

Operasi Penjumlahan dan Perkalian

Untuk operasi penjumlahan dan perkalian, bilangan bulat memenuhi sifat distributif, yakni :

a x (b + c) = (a x b) + (a x c)

D.Bilangan Prima

Bilangan prima ialah bilangan asli yang lebih dari 1, dengan faktor pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri.

2 = 1 x 2
3 = 1 x 3
5 = 1 x 5
7 = 1 x 7
11 = 1 x 11
dst…..

Contoh : (2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, ….)

Jika selain contoh di atas, maka bilangan itu dinamakan bilangan komposit.

E. Bilangan Real / Riil

Bilangan real menyatakan bilangan yang dapat di tulis dalam bentuk desimal.

Contoh : (2,48715645…)

Ada 2 bilangan real :

  • Bilangan rasional, bilangan real yang bisa dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a, b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.
    Contoh : 42 dan -23/129.
  • Bilangan irrasional, bilangan real selain bilangan rasional.
    Contoh : (√2, √3, …..)

F. Bilangan Imajiner

Bilangan imajiner ialah bilangan selain bilangan real.

Contoh : (√-1, 3√-1, ….)


BAB 2
HIMPUNAN

A. Definisi Himpunan

Himpunan ialah kumpulan benda-benda dan unsur-unsur yang telah didefinisikan dengan jelas dan juga mempunyai sifat ketertarikan tertentu.

B. Lambang Himpunan

Suatu himpunan dapat ditulis sebagai berikut :

  • Nama himpunan ditulis huruf kapital.
  • Penulisan himpunan menggunakan tanda kurung { } dan dipisahkan dengan tanda koma (,).
  • Himpunan yang anggotanya tak terhingga dinyatakan 3 titik.

Keanggotaan himpunan dinyatakan dengan lambang “n”.

C. Bentuk Himpunan

1. Suatu himpunan dinyatakan dalam bentuk kalimat

Contoh : himpunan bilangan kurang dari 9

2. Dengan metode tabulasi (mendaftar)

Dengan metode ini anggota himpunan bisa disebutkan satu per satu.

Contoh :
P = {2, 4, 6, 8}, menyatakan himpunan 4 bilangan ganjil secara mendaftar.
Q = {1, 3, 5, 7, ….}, menyatakan himpunan bilangan genap tak terhingg.

3. Metode bersyarat (notasi pembentuk himpunan)

Cara ini hampir mirip metode deskripsi, namun pada himpunan dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan.
Bentuk umum : {x | …., x ∈ ….}

Contoh : A = {x | x < 15, x ∈ A}, dibaca : A ialah bilangan himpunan x dengan x lebih dari 15 dan x anggota bilangan real.

D. Macam-Macam Himpunan

1. Himpunan berhingga

Himpunan yang jumlah anggota himpunannya dapat di hitung.

Contoh :
A = {bilangan prima kurang dari 20}, maka
A = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 19}

2. Himpunan tak terhingga

Himpunan yang jumlah anggotanya tidak dapat dihitung (tidak terbatas).

Contoh :
B = {bilangan cacah}, maka
B = {0, 1, 2, 3, 4, ….}

3. Himpunan kosong

Ialah impunan yang tidak mempunyai anggota.

Contoh :
P = {bilangan asli negatif}, maka
P = { }

4. Himpunan semesta

Ialah himpunan dari semua objek yang sedang dibicarakan. Himpunan ini biasanya ditulis dengan simbol S.

Contoh :
Q = {1, 3, 5}, maka himpunan bisa berupa :
S = {bilangan asli}, S = {bilangan ganjil}, S = {bilangan positif}, dsb.

a. Diagram venn, menggunakan persegi panjang untuk menyatakan himpunan semesta S.

b. Himpunan bagian (⊂),
Contoh : jika S = {P, A, B}, P = {A, B}, dan B ={A}. Kita bisa menulisnya seperti A ⊂ B ⊂ P ⊂ S.

c. Irisan, ialah anggota himpunan yang menjadi anggota himpunan lain. Daerah irisan merupakan daerah yang berpotongan di antara dua himpunan.

E. Operasi pada Himpunan

1. Komplemen

Ac = A komplemen
(Ac)c = A

2. Irisan

Irisan dilambangkan dengan (∩)

Contoh :
A = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
B = {4, 5, 6, 7, 8}
maka, A ∩ B = {4, 5, 6}

3. Gabugan

Gabungan dilambangkan dengan (∪)

Contoh :
A = {3, 5, 7}
B = {5, 7, 9, 11}
maka, A ∪ B = {3, 5, 7, 9, 11}

F. Sifat-Sifat pada Himpunan

  • A ∩ B = B ∩ A
  • A ∪ B = B ∪ A
  • (Ac)c = A
  • A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
  • A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C
  • A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
  • A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)
  • (A ∩ B)c = Ac ∪ Bc
  • (A ∪ B)c = Ac ∩ Bc
  • n(A ∪ B) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B)

G. Diagram Venn

Hal-hal yang harus kalian perhatikan dalam pembuatan diagram venn, antara lain :

  • Himpunan semesta biasanya digambarkan dengan bentuk persegi panjang.
  • Setiap himpunan lain yang sedang dibicarakan digambarkan dengan lingkaran atau kurva tertutup sederhana.
  • Setiap anggota masing-masing himpunan diberikan suatu titik.
  • Apabila banyak anggota himpunannya tak terhingga, maka masing-masing anggota himpunan tidak perlu diberikan dengan titik (, …..).

Contoh :
Jika diketahui himpunan semesta S = {a, b, c, d, e, f, g} dan A = {b, d, f, g}, maka diagram venn himpunan S dan A adalah


BAB 3
ALJABAR

A. Mengalikan Bentuk Aljabar

Contoh :
3 x a = 3a
a x a = a2
a2 x a3 = (a x a) x (a x a x a) = a5
2a3 x 4a2 = 2 x 4 x a3 x a2 = 8a5

B. Penjumlahan dan Pengurangan

Penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar harus khusus pada suku sejenis (khusus dengan variabel yang sama).

Contoh :
a + a = 2a
2a – 3a = -a
5a + 2b – 3a = 2a + 2b
2a2 + 3a3 – a2 = a2 + 3a3

C. Perkalian pada Bentuk Aljabar dengan Suku Lebih Dari Satu

Contoh :

a x b = ab
a x -b = -ab
-a x b = -ab
-a x -b = ab
a x a2 = a3
a x a = a2
a x ab = a2b
b x ab = ab2
a2b x a3b = a5b2
a(b + c) = ab + ac
a(b – c) = ab – ac
(a + b)(c + d) = a(c + d) + b( c + d) = ac + ad + bc + bd

D. Pembagian Bentuk Aljabar

Contoh :
a5 : a2 = a3
4a4 : 2a2 = (4 : 2)(a4 : a2) = 2a2

E. Pengkuadratan Bentuk Aljabar

Contoh :

(3a)2 = (32)(a2) = 9a2
(2a4b3)2 = (2)2(a4)2(b3)2 = 4a8b6
(a + b)2 = (a + b)(a + b) = a(a + b) + a(a + b) = a2 + 2ab + b2
(a – b)2 = (a – b)(a – b) = a(a – b) + a(a – b) = a2 – 2ab + b2


BAB 4
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

A. Kalimat Matematika

1. Kalimat terbuka

Kalimat terbuka ialah kalimat yang belum diketahui nilai kebenarannya, baik itu benar atau salah.

Contoh :
x + 7 = 15
Jika x diganti dengan 8, maka kalimat tersebut bernilai benar.

B. Himpunan Penyelesaian Kalimat Terbuka

Setiap kalimat terbuka mempunyai peubah (variabel) yang apabila diganti dengan salah satu atau beberapa bilangan menjadi bernilai benar. Kumpulan angka ilmiah ini disebut himpunan penyelesaian. Namun, terkadang terdapat kalimat terbuka yang tidak mempunyai himpunan penyelesaian yang biasa disebut himpunan kosong.

C. Persamaan Linear dengan Satu Variabel

Ialah kalimat terbuka yang memiliki hubungan sama dengan dan peubahnya berpangkat satu.

Contoh :
Peubah x,
x + 3 = 7, maka himpunan penyelesaiannya adalah x = 4

Peubah m,
2m – 5 = 15, maka himpunan penyelesaiannya adalah m = 10

Untuk menyelesaikan Persamaan Linear bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

  • Substitusi, mengganti variabel atau peubah suatu persamaan dengan bilangan anggota semestanya.
    Contoh :
    Jika m = 3, maka hasil dari 2m + 5 adalah…
    2m + 5 = 2(3) + 5 = 11
  • Mengurangi atau menambah kedua ruas dengan bilangan atau angka yang sama.
  • Menyelesaikan persamaan dengan membagi atau mengalikan kedua ruas dengan angka yang sama.

D. Pertidaksamaan Linear dengan Satu Variabel

Dalam pertidaksamaan dikenal adanya istilah lebih dari (>) atau kurang dari (<), sehingga untuk sembarang bilangan a dan b selalu berhubungan :

a > b (a lebih dari b)
a < b (a kurang dari b)
a = b ( a sama dengan b)

Bentuk seperti 2x < 6, x – 4 > 12 merupakan pertidaksamaan linear. Peubah atau variabelnya yaitu x berpangkat 1.

Untuk menyelesaikan Pertidaksamaan Linear bisa dengan beberapa cara, antara lain :

  • Menambah atau mengurangi dengan bilangan yang sama dikedua ruas.
    Contoh :
    3 + 2x > 2 + 2x (dikurangi 2x supaya variabelnya hilang)
    3 + 2x – 2x > 2 + 2x – 2x, maka
    3 > 2
  • Mengalikan kedua ruas dengan bilangan positif atau negatif.
  • Untuk pertidaksamaan berbentuk pecahan, diubah supaya tidak memuat pecahan. Bisa dengan cara mengalikan kedua ruas dengan KPK dari penyebut-penyebutnya.
  • Himpunan penyelesaian bisa ditunjukkan pada garis bilangan yang disebut grafik himpunan penyelesaian.

BAB 5
PERBANDINGAN

A. Perbandingan Senilai

Perhatikan tabel di bawah ini !

Banyak permen dan harga adalah contoh perbandingan senilai. Semakin banyak jumlah permen, maka semakin besar harga yang harus dibayar.

Contoh :

Dalam sebuah kelas terdapat 40 siswa. Jika banyak siswa laki-laki 20 orang, maka perbandingan jumlah siswa wanita dengan seluruh siswa di kelas adalah….

Penyelesaian :

Jumlah siswa wanita 40 – 20 = 20 siswa
Perbandingan siswa wanita dengan seluruh kelas adalah
20 : 40
1 : 2

B. Perbandingan Berbalik Nilai

Perhatikan tabel di bawah ini !

Banyak pekerja dan lama waktu pengerjaannya adalah contoh perbandingan berbalik nilai. Semakin banyak pekerja, semakin pendek waktu pengerjaannya.

Contoh :

Pekerja sebanyak 12 orang bekerja di sebuah proyek dengan menyelesaikan selama 15 hari. Supaya proyek bisa selesai selama 10 hari, maka banyak pekerja adalah….

Penyelesaian :

Misal, x = banyak pekerja 10 hari

Jadi, banyak pekerja yang diperlukan supaya bisa menyelesaikan proyek selama 10 hari adalah 18 orang.


BAB 6
ARITMATIKA SOSIAL

A. Istilah-Istilah dalam Perdagangan

1. Harga pembelian

Harga pembelian ialah harga barang dari pabrik atau grosir atau tempat lainnya. Harga pembelian biasa disebut dengan modal. Oleh karena itu, modal adalah harga pembelian ditambah dengan ongkos atau biaya lainnya.

2. Harga penjualan

Harga penjualan ialah harga barang yang ditetapkan oleh pedagang kepada pembeli.

3. Untung

Untung ialah selisih antara harga penjualan dengan modal (harga pembelian).
(harga penjualan > harga pembelian)

Untung = harga penjualan – harga pembelian

4. Rugi

Rugi ialah kebalikan dari istilah untung, yaitu selisih antara harga harga pembelian dengan harga penjualan.
(harga penjualan < harga pembelian)

Rugi = harga pembelian – harga penjualan

B. Harga Penjualan, Harga Pembelian, Untung, dan Rugi

1. Menghitung harga penjualan

Harga penjualan bisa ditentukan dengan cara :

  • Jika mendapat untung, maka harga penjualan lebih tinggi dari harga pembelian, sehingga :
    Harga penjualan = harga pembelian + untung
  • Jika mengalami kerugian, maka harga penjualan lebih rendah dari harga pembelian, sehingga :
    Harga penjualan = harga pembelian – rugi

2. Menghitung harga pembelian

Harga pembelian atau modal bisa ditentukan dengan cara :

  • Jika mendapat untung, berarti harga pembelian lebih murah dari harga penjualan, sehingga :
    Harga pembelian = harga penjualan – untung
  • Jika mengalami kerugian, maka harga pembelian lebih mahal dari harga penjualan, sehingga :
    Harga pembelian = harga penjualan + rugi

3. Persentase Untung dan Rugi

Persentase untung dan rugi umumnya dibandingkan dengan harga pembelian, kecuali jika ada keterangan lain.

Untuk menentukan persentase untung atau rugi, tentukan dahulu untung atau rugi dalam rupiah.

Hasil perhitungan persentase untung atau rugi dalam stuan akan sama dengan persentase untung atau rugi seluruhnya.

C. Diskon (Rabat), Bruto, Tara, dan Netto

1. Diskon (rabat), yaitu potongan harga. Diskon umunya dinyatakan dalam persen.

Harga bersih = harga semula – diskon

2. Bruto, artinya berat kotor, yaitu berat tempat suatu barang.

Contoh :
Berat susu beserta kalengnya dinamakan bruto.
Berat beras beserta kalengnya dinamakan bruto.

3. Tara, artinya potongan berat, yaitu berat tempat dari suatu barang.

Contoh :
Pada kemasan susu dalam kaleng, berat kaleng dinamakan tara.
Pada kemasan buah dalam kardus, berat dus disebur tara.

4. Netto, artinya berat bersih, yaitu berat hanya barangnya saja.

Contoh :
Pada kemasan susu dalam kaleng, berat kaleng dinamakan tara.
Pada kemasan buah dalam kardus, berat dus disebur tara.

D. Penggunaan Persen dalam Tabungan dan Koperasi

1. Bunga Tunggal

Besar bunga tabungan maupun pinjaman pada setiap bank dinyatakan dalam persen.

Bunga bank 18% artinya 18% jangka waktu 1 tahun.

Bunga 1 tahun = persen bunga x modal
Bunga a bulan = a/12 x persen bunga x modal

2. Bunga Harian

Bunga harian bisa dihitung dengan rumus berikut :

Satu bulan sama dengan 30 hari, dan satu tahun sama dengan 360 hari. Hari pada saat menabung, bunganya belum dihitung. Hari pada saat pengambilan tabungan, bunganya tidak dihitung.


BAB 7
SUDUT DAN PETA MATA ANGIN

A. Sudut

Sudut ialah gabungan dua buah garis yang titik pangkalnya sam. Sudut ABC (dilambangkan ∠ABC) merupakan gabungan AB dan BC.

Ab dan BC disebut sebagai kaki sudut, sedangkan titik B disebut titik sudut. AB dan BC masing-masing adalah himpunan titik-titik. Gabungan keduanya merupakan ∠ABC yang juga himpunan titik-titik.

B. Ukuran Sudut

Salah satu satuan ukuran sudut menggunakan satuan derajat dimana 1o sama dengan 1/360o. Ukuran sudut merupakan anggota himpunan bilangan bukan himpunan titik. Oleh sebab itu, sudut dan ukuran sudut adalah dua konsep yang berbeda, namun saling berkaitan.

C. Peta Mata Angin

Mata angin ialah petunjuk arah yang memiliki delapan arah :

  • Utara, terletak di antara timur laut dan barat laut
  • Timur laut, terletak di antara timur dan utara
  • Timur, terletak antara tenggara dan timur laut
  • Tenggara, terletak di antara selatan dan timur
  • Selatan, terletak di antara barat daya dan tenggara
  • Barat daya, terletak di antara barat dan selatan
  • Barat, terletak di antara barat laut dan barat daya
  • Barat laut, terletak di antara utara dan barat

Besar sudut terkecil antara dua mata angin yang berdekatan ialah :

  1. Jika peta mata angin dibagi 8 arah, maka besar sudut terkecil yang dibentuk ialah 45o
  2. Jika peta mata angin dibagi menjadi 16 arah, maka besar sudut terkecil yang dibentuk ialah 22,5o

D. Jurusan Tiga Angka

Sebagai pedoman untuk jurusan tiga angka ialah arah utara yang dinyatakan dengan 000o. Untuk menyatakan besar sudut jurusan tiga angka menggunakan aturan, antara lain :

  1. Besar sudut dihitung mulai dari utara, kemudian berputar searah dengan perputaran jarum jam.
  2. Besar sudutnya dinyatakan dengan tiga angka, misalnya besar suatu sudut 50o, maka jurusan tiga angkanya ialah 050o.
  3. Besar sudutnya harus kurang dari 360o, sebab sudut tersebut sama dengan arah utara yang jurusan tiga angkanya 000o.

Jika tiga angka letak kota A dari B diketahui ao, maka jurusan tiga angka letak kota B dari kota A bisa ditentukan tanpa membuat sketsa atau gambar dengan cara :

  • Jika a < 180o, maka jurusan tiga angka letak kota B dari kota A ialah (a + 180)o
  • Jika a > 180o, maka jurusan tiga angka letak kota B dari kota A ialah a – 180)o

Contoh :

1. Tentukan jurusan tiga angka untuk arah timur laut !

Penyelesaian :

Jurusan tiga angka untuk arah timur laut ialah 045o

2. Jurusan tiga angka kota P dari kota Q ialah 085o, tentukan jurusan tiga angka kota B dari kota A !

Penyelesaian :

Jika jurusan tiga angka kota A dari kota B = 085o, maka jurusan tiga angka kota B dari kota A = 085o + 180o = 265o


BAB 8
RELASI DAN FUNGSI

A. Pengertian Relasi

Contoh :

Pak Ahmad memiliki tiga orang anak, yaitu Pipit, Doni, dan Dimas. Masing-masing anak memilki kegemaran dalam olahraga yang berbeda. Doni gemar berolahraga voli dan renang. Pipit gemar berolahraga voli, dan Dimas gemar berolahraga basket dan sepak bola.

Pipit dan Doni mwmiliki kegemaran berolahraga yang sama, yaitu voli. Jika anak-anak Pak Ahmad dikelompokkan menjadi satu dalam himpunan A, maka anggota dari himpunan A adalah Pipit, Doni, dan Dimas. Himpunan A tersebut ditulis sebagai A = {Pipit, Doni, Dimas}. Sedangkan jenis olahraga yang digemari ketiga anak Pak Ahmad dikelompokkan dalam himpunan B. Himpunan B dituliskan B = {voli, renang, basket, sepak bola}.

Kesimpulannya, terdapat hubungan antara himpunan A dan himpunan B. Hubungan tersebut berkaitan dengan gemarnya olahraga dari ketiga anak tersebut. Itulah yang dinamakan dengan relasi.

Relasi dari himpunan A ke himpunan B ialah aturan yang memasangkan anggota=anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B.

B. Cara Menyatakan Suatu Relasi

Relasi dapat dinyatakan dengan 3 cara, yakni dengan diagram panah, diagram Cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.

Misalnya, P = {Arif, Dini, Alin, Rizky} dan Q = {IPS, Matematika, Kesenian, IPA, Bahasa Inggris}
Pelajaran yang disukai ialah relasi yang menghubungkan himpunan ke himpunan Q.

a. Dengan diagram panah

b. Dengan diagram Cartesius

c. Dengan himpunan pasangan berurutan

Relasi “pelajaran yang disukai” yang menghubungkan himpunan P ke Q bisa dinyatakan dengan himpunan pasangan berurutan sebagai berikut :

{(Dini, Matematika); (Dini, IPA); (Arif, Matematika); (Arif, Inggris); (Alin, MAtematika); (Alin, IPA); (Alin, Inggris); (Rizky, IPS); (Rizky, Seni)}

C. Fungsi atau Pemetaan

Contoh :

Perhatikan diagram panah berikut !

Setiap anggota A di pasangkan dengan hanya satu anggota B. Relasi seperti itu dinamakan fungsi atau pemetaan.

Fungsi pemetaan dari A ke B ialah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota A dengan hany satu anggota B.

A disebut dengan domain (daerah asal)
A = {1, 3, 5, 7}

B disebut kodomain (daerah kawan)
B = {0, 2, 4, 6}, sedangkan daerah hasilnya ={0, 2, 6}

Banyak fungsi (pemetaan), jika banyak anggota himpuna A ialah n (A) = a dan banyak anggota himpunan B ialah n (B) = b, maka :

  • Banyak fungsi yang mungkin dari A ke B = ba
    Contoh :
    Banyak fungsi dari himpunan A = {1, 2} ke B = {a, b, c} ialah 32 = 9
  • Banyak fungsi yang mungkin dari B ke A = ab
    Contoh :
    Banyak fungsi dari himpunan B = {a, b, c} ke A = {1, 2} ialah 23 = 8

D. Korespodensi Satu-Satu

Contoh :

Perhatikan di agram panah berikut !

Himpunan P dikatakan berkorespodensi satu-satu dengan himpunan Q jika setiap anggota P dipasangkan dengan satu anggota himpunan Q dan setiap himpunan Q dipasangkan dengan satu anggota himpunan P.

Dengan demikian, pada korespodensi satu-satu dari himpunan P ke himpunan Q, banyak anggota himpunan P dan himpunan Q haruslah “sama”.

Banyak Korespodensi satu-satu
Jika n(P) = n(Q) = n, maka banyak semua korespodensi satu-satu yang mungkin antara himpunan P dan Q ialah :

n x (n – 1) x (n – 2) x …. x 3 x 2 x 1
atau
1 x 2 x 3 x …. x (n – 2) x (n – 1) x n

Contoh :
n(P) = n(Q) = 4, maka banyak korespodemsi satu-satu yang mungkin adalah 4 x 3 x 2 x 1 = 24

Itulah kumpulan rumus matematika lengkap kelas 7 semester 1 – 2. Semoga bermanfaat. Sekian terima kasih.

Categories: rumus matematika
donbull:
X

Headline

Privacy Settings