X

Rumus Lengkap Kimia Kelas 10 Ter Hots!!!

RumusHitung.com – Halo guys, yuk belajar bersama rumushitung. Disini rumushitung telah membuat rangkuman mengenai rumus kimia kelas 10 yang terhot dan lengkap. Yuk pelajari bersama.

BAB 1
STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

A. Jenis Atom

1. Atom Netral : Atom yang tidak bermuatan listrik

  • proton = nomor atom
  • elektron = nomor atom
  • netron = massa atom – nomor atom

2. Anion = Atom yang bermuatan positif

  • proton = nomor atom
  • elektron = nomor atom – muatan
  • netron = massa atom – nomor atom

3. Anion = Atom yang bermuatan negatif

  • proton = nomor atom
  • nomor atom + muatan
  • massa atom – nomor atom

B. Bilangan Kuantum

Adalah bilangan yang menentukan letak keberadaan elektron pada atom.

  1. Bilangan kuantum utama (n)
    menyatakan nomor kulit tempat diperolehnya elektron, jenis :
    K (n = 1)
    L (n = 2)
    M (n = 3)
    N (n = 4)
  2. Bilangan kuantum azimuth (ℓ)
    menyatakan sub kulit tempat diperolehnya elektron, jenis :
    s = sharp → ( = 0)
    p = principal → ( = 1)
    d = diffuse → ( = 2)
    f = fundamental → ( = 3)
  3. Bilangan kuantum magnetik (m)
    menyatakan orbital tempat diperolehnya elektron, jenis :
    = 0 → m = 0
    = 1 → m = -1, 0, +1
    = 2 → m = -2, -1, 0, +1, +2
    = 3 → m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
    Atau bisa digambarkan seperti :
  4. Bilangan kuantum spin (s)
    menyatakan arah elektron pada ortbital, jenis :
    +½ dan -½ untuk setiap orbital (harga m)
    ↑ = +½
    ↑↓ = -½

C. Menentukan Letak Elektron

Untuk menentukan letak elektron, harus mengikuti aturan-aturan :

Aturan Aufbau
Elektron-elektron mengisi orbital dari tingkat energi terendah kemudian tingkat energi yang tertinggi.

Aturan Hund
Elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing-masing orbital terisi suatu elektron.

Larangan Pauli
Tidak diperbolehkan dalam atom terdapat elektron yang memiliki ke-4 bilangan kuantum yang sama.

Di bawah ini ada cara mempermudah dalam menentukan tingkat energi orbital dari terendah ke tertinggi :

Urutannya seperti :
1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p

D. Sistem Periodik Unsur

Golongan A (utama)

Golongan B (transisi)

E. Sifat Periodik Unsur

Sifat periodik unsur antara lain :

  • Jari-jari atom
  • Jari-jari kation
  • Kebasaan
  • Kelogaman
  • Keelegtropositifan
  • Kereaktifan positif

Semakin ke bawah cenderung semakin besar
Semakin ke kanan cenderung semakin kecil

  • Energi ionisasi
  • Afinitas elektron
  • Keasaman
  • Ke non-logaman
  • Keelektronegatifan
  • Kereaktifan negatif
  • Keasaman oksi

Semakin ke bawah cenderung semakin kecil
Semakin ke kanan cenderung semakin besar

BAB 2
IKATAN KIMIA

A. Ikatan Ion (ikatan Elektron)

  • Ikatan atom unsur logam dengan atom unsur non-logam
  • Unsur logam melepas elektron dan memberikan elektronnya pada unsur non-logam

B. Ikatan Kovalen (Homopolar)

  • Ikatan kedua atom unsur non-logam
  • Pemakaian bersama elektron dari kedua unsur

C. katan Kovalen Koordinatif

  • Ikatan kedua atom unsur non-logam
  • Pemakaian bersama elektron dari salah satu unsur

D. Ikatan Van Der Waals

1. Gaya dispersi (gaya london)

  • Terjadi gaya tarik menarik antara molekul-molekul non-polar yang terkena aliran elektron dengan molekul non-polar yang terpengaruh di sebelahnya yang berdekatan
  • Gaya tarik menarik antar molekulnya relatif lemah

2. Gaya Tarik dipol

  • Gaya tarik antara molekul-molekul kutub positif dengan kutub negatif
  • Gaya tarik antar molekulnya lebih kuat dari gaya tarik antara molekul dipol sesaat sampai dipol terimbas

E. Ikatan Hidrogen

  • Terjadinya antara atom H dari suatu molekul dengan atom F atau O atau N pada molekul lain.
  • Ada perbedaan temperatur tinggi dan sangat polar di antara molekul-molekulnya

F. Ikatan Logam

  • Ikatan ion logam dengan ion logam yang dibantu oleh kumpulan elektron sebagai pengikat atom-atom positif logam
  • Ikatannya membentuk kristal logam

G. Hibrida

Proses pembentukan orbital karena adanya peleburan dua atau lebih orbital atom dalam suatu satuan atom

BAB 3
STOIKIOMETRI

A. Massa Atom Relatif

1. Menentukan MAssa Atom Relatif dari Isotop-Isotop di Alam

Rumus :

  • Untuk 2 jenis isotop
  • Untuk 3 jenis isotop

B. Massa Molekul Relatif

Menentukan Mol Sebagai Perbandingan Massa Zat dengan Ar atau Mr

  • Rumus Empiris
    Merupakan rumus kimia yang menyatakan perbandingan palng sederhana secara numerik antara atom-atom penyusun molekul suatu zat.
  • Rumus Molekul
    Merupakan rumus kimia yang menyatakan jumlah sebenarnya atom-atom dalam suatu susunan molekul.

C. Hukum-Hukum Dasar Kimia

  1. Hukum Lavoisier (Kekebalan Massa)
    Menyatakan bahwa massa zat sebelum reaksi samad engan massa zat setelah reaksi
  2. Hukum Proust (Ketetapan Perbandingan)
    Menyatakan dalam suatu senyawa perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya selalu tetap
  3. Hukum Dalton (Perbandingan Berganda)
    Apabila unsur A dan B membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka untuk massa unsur A yang tetap dan massa unsur B dalam senyawanya berbanding sebagai bilangan bulat sederhana

D. Hukum Kimia Untuk Gas

  1. Hukum Gay Lussac (Perbandingan Volume)
    Volume gas-gas yang bereaksi dengan volume gas-gas hasil reaksi akan berbanding sebagai bilangan (koefisien) bulat sederhana apabila diukur pada suhu dan tekanan yang sama
  2. Hukum Avogadro
    Dalam suatu reaksi kimia, gas-gas dalam volume sama akan memiliki jumlah molekul yang sama juga apabilai diuur pada suhu dan tekanan yang sama

E. Rumus Gas dalam Berbagai Kondisi

  • Pada kondisi standar (0oC)
    1 mol gas = 22,4 liter
  • Pada kondisi ruang (25oC)
    1 mol gas = 24 liter
  • Rumus gas ideal (gas dalam setiap kondisi)
    P . V = n . R . T
    Keterangan :
    P = tekanan gas (atm)
    V = volume gas (dm3 atau liter)
    n = mol gas (mol)
    R = tetapan gas (liter.atm/K.mol)
    T = suhu atau temperatur (K)

    Rumus ini biasa dipakai untuk mencari volume atau gas pada suhu tertentu di luar keadaan standart atau ruang.

BAB 4
LAJU REAKSI

A. Laju Reaksi

Apabila ada suatu persamaan aP +bQ → cPQ, maka :

  • Berkurangnya [P] tiap satuan waktu
    VP = -∆[P]/∆t
  • Berkurangnya [Q] tiap satuan waktu
    VQ = -∆[Q]/∆t
  • Bertambahnya [PQ] tiap satuan waktu
    VPQ = +∆[PQ]/∆t

B. Persamaan Laju Reaksi

Adapun persamaan laju reaksi untuk reaksi : aA + bB → cC +dD ialah

V = k [A]m[B]n

Keterangan :
V = laju reaksi
k = konstanta
[A] = konsentrasi zat A
[B] = konsentrasi zat B
m = orde reaksi zat A
n = orde reaksi zat B

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

  1. Konsentrasi
    Apabila konsentrasi bertambah, maka laju reaksi akan bertambah sehingga konsentrasi berbanding lurus dengan laju reaksi.
  2. Luas Permukaan Bidang Sentuh
    Semkain luas permukaan bidang sentuh, semakin bertambah laju reaksi sehingga luas permukaan bidang sentuh berbanding lurus dengan laju reaksi.
  3. Suhu
    Suhu berbanding lurus dengan laju reaksi dikarenakan apabila suhu reaksi dinaukkan, laju reaksi akan semakin besar. Setiap kenaikan suhu 10oC pada umumnya dan akan memperbesar laju reaksi 2-3 kali.

    Keterangan :
    V1 = laju mula-mula
    V2 = laju setelah kenaikan suhu
    T1 = suhu mula-mula
    T2 = suhu akhir
    Catatan : Apabila besar laju 3 kali semula maka (2) diganti (3) ! Bila laju  diganti waktu  maka (2) menjadi (½)
  4. Katalisator
    Adalah suatu zat yang akan memperlaju atau memperlambat reaksi, namun zat ini tidak berubah. Maksudnya jika proses reaksi selesai, zat ini akan kembali sesuai asalnya.

BAB 5
TERMOKIMIA


A. Entalphi

Jumlah energi total yang dimiliki oleh suatu sistem, energi ini akan selalu tetap jika tidak ada energi lain yang keluar masuk. Satuan entalphi ialah kalori atau joule (1 Joule = 4, 18 kalori).

B. Jenis-Jenis Entalphi

  1. Entalphi Pembentukan (Hf)
  2. Entalphi Penguraian (Hd)
  3. Entalphi Pembakaran (Hc)

C. Menghitung Entalphi

  1. Berdasarkan Data Entalphi Pembentukan (Hf)
    ∆H = Ht – Hp
  2. Berdasarkan Hukum HESS
    Perhatikan :

    Menjadi :

    Menurut Hukum Hess, reaksi di atas bisa dirumuskan :
    Hreaksi = -A + B – C
  3. Berdasarkan Energi Ikatan
    • Energi Ikatan Rata-rata
      ∆H = ∑ energi ikatan pemutusan – ∑ energi ikatan pembentukan
    • Energi Atomisasi
      ∆H atomiasasi = ∑ energi ikatan
  4. Berdasarkan Kalorimetri
    Rumus :
    q = m . c . ∆T
    Keterangan :
    q = kalor reaksi
    m = massa zat pereaksi
    c = kalor jenis air
    ∆T = selisih suhu (Takhir – Tmula-mula)

Itulah rangkuman rumus kimia kelas 10 yang lengkap dan terbaru. Semoga bermanfaat dan jangan lupa dipelajari.

Categories: rumus kimia
donbull:
X

Headline

Privacy Settings