X

Materi Fisika : Interferensi Pada Optik Fisis

Halo guys, yuk bersama-sama kita belajar fisika. Untuk materinya tentang interferensi pada optik fisis. Pasti kalian sudah mempelajari materi ini kan? Jadi, rumushitung akan mengulas ulang materi ini agar kalian bisa belajar yang mana yang lebih mudah dipahami dan lebih jelas. Okey, langsung saja kita bahas bersama-sama.

Interferensi Celah Ganda (Young)

Interferensi adalah perpaduan antara dua gelombang cahaya yang datang pada suatu tempat secara bersamaan. Akibat terjadinya interferensi karena perbedaan lintasan gelombang cahaya dengan syarat kedua gelombang cahaya tersebut koheren (beda fase tetap).

Apabila hasil perpaduan kedua gelombang saling menguatkan, maka akan terjadi pola terang.

Apabila hasil perpaduan gelombang saling melemahkan, maka akan terjadi pola gelap.

Rumus umum interferensi :

a. Interferensi maksimum

Interferensi maksimum (interferensi saling menguatkan) terjadi ketika pola terang tampak pada layar, maka beda lintasan cahayanya dirumuskan dengan :

∆S = μ . λ
d . sin θ = μ . λ
d . P/L = μ . λ

Keterangan :
∆S = selisih jarak sumber ke titik
λ = panjang gelombang sumber cahaya
P = jarak pola terang/gelap ke terang pusat
L = jarak celah ke layar (m)
d = lebar celah (m)

b. Interferensi minimum

Interferensi minimum (interferensi saling melemahkan) terjadi ketika pola gelap tampak pada layar, maka beda lintasan cahayanya dirumuskan :

∆S = (2m – 1)½ . λ
d . sin θ = (2m – 1)½ . λ
d . P/L = (2m – 1)½ . λ

Keterangan :
∆S = selisih jarak sumber ke titik
m = orde : 1, 2, 3, 4,….
λ = panjang gelombang sumber cahaya
P = jarak pola terang/gelap ke terang pusat
L = jarak celah ke layar (m)
d = lebar celah (m)

Interferensi Selaput Tipis

Interferensi bisa terjadi pada lapisan tipis. Hali ini disebabkan adanya beda lintasan antara cahaya yang terpantul dari atas selaput tipis, yakni S1 dengan cahaya yang terpantul dari bawah selaput tipis, yakni S2.

Selaput tipis menutupi bidang tembus cahaya (lensa)

Jika cahaya tipis dipakai untuk menutupi lensa, maka berlaku syarat :
n₁ < n₂ < n₃

a. Interferensi maksimum (pola terang)

Ketika terlihat pola terang, maka beda lintasan ∆S dirumuskan dengan :
∆S = 2 . n₂ . d . cos r = µ . λ
Keterangan :
∆S = selisih jarak sumber ke titik
d = lebar celah (m)
r = sudut bias
λ = panjang gelombang cahaya

b. Interferensi minimum (pola gelap)

Ketika terlihat pola gelap, maka beda lintasan ∆S dirumuskan dengan :
∆S = 2 . n₂ . d . cos r = (2m – 1)½ . λ
Keterangan :
n₁ = indeks bias 1 (indeks bias udara)
n₂ = indeks bias 2 (selaput tipis)
n₃ = indeks bias 3 (bidang tembus cahaya/lensa)
∆S = selisih jarak sumber ke titik
m = order : (1, 2, 3, 4,…)
λ = panjang gelombang cahaya
d = lebar celah (m)
r = sudut bias

Selaput tipis berada di udara

Apabila selaput tipis berada di udara, maka indeks bias n₁ = n₃ = 1.

a. Interferensi maksimum (terlihat terang)

Ketika terlihat pola terang, maka beda lintasan ∆S dirumuskan dengan :
∆S = 2 . n₂ . d . cos r = (2m – 1)½ . λ

b. Interferensi minimum (terlihat gelap)

Ketika terlihat pola gelap, maka beda lintasan ∆S dirumuskan dengan :
∆S = 2 . n₂ . d . cos r = m . λ

Demikian penjelasan mengenai interferensi pada optik fisis kita akhiri sampai disini. Semoga bermanfaat dan sekian terima kasih.

Categories: rumus fisika
donbull:
X

Headline

Privacy Settings