X

Tata Nama Senyawa Sistem Stock

Saat kemarin sobat belajar tentang bilangan oksidasi, ada fenomena aneh. Faktanya sebuah unsur yang ada di tabel unsur periodik terutama logam pada golongan B bisa mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi. Misalnya ada senyawa FeCl2 dan  Fe2O3 dimana bilangan oksidasi untuk unsur Fe pada senyawa tersebut berturut turut +1dan +2. Oleh karena itu untuk mengetahui dan membedakan bilangan oksidasi tersebut diperlukan tata nama senyawa tersendiri. Tahukah sobat ada yang namanya sistem tata nama senyawa Stock. Sistem tata nama senyawa ini ditemukan oleh seorang pakar kimia asal Jerman bernama Alfred Stock. Ia mengembangkan suatu tata nama yang menyertakan bilangan oksidasi dari unsur yang ada dalam senyawa tersebut.

Alfred Stock

Tata Nama Senyawa Kimia Stock

Sistem tata nama stock menyatakan bilangan oksidasi suatu unsur dengan menggunakan angka romawi (I, II, II,…., V, dan seterusnya) yang ditulis setelah nama unsur anionya tanpa ada spasi. Sebagian dari sistem ini telah resmi digunakan oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry). Sistem punyanya Alfred stock ini digunakan untuk memberi nama senyawa:

1. Senyawa biner dari logam dan nonlogam
2. Senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam
3. Senyawa Asam
4. Senyawa yang mengandung ion poliatomik

1. Senyawa Biner dari Logam dan Nonlogam

Cara penamaannya angka romawi digunakan untuk logam yang memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Coba sobat hitung perhatikan contoh berikut:

Na2O = Natrium oksida (hanya punya satu biloks)
MgCl2 = Magnesium klorida (hanya pnya satu biloks)
FeCl2 = Besi(II) 0klorida (besi punya lebih dari satu biloks sehingga memakai bilangan romawi untuk menandakan jumlah bilangan oksidasinya)
Fe2O3 = Besi(III) oksida (punya bilangan oksidasi +3)

2. Senyawa Biner dari Nonlogam dan Nonlogam

Pada sistem tata nama senyawa yang kedua-duanya nonlogam angka romawi digunakan untuk unsur yang memiliki lebih dari 1 bilangan oksidasi dan bilangan tersebut bernilai positif.

Contoh

Rumus Nama senyawa Nama Senyawa Menurut Sistem Stock
SO2 Belerang dioksida Belerang(VI) oksida
SO3 Belerang trioksida Belerang(VI) oksida
NO Nitrogen monoksida Nitrogen(II) oksida
N2O5 Dinitrogen pentaoksida Nitrogen(V) oksida

3. Senyawa yang mengandung ion poliatom

Tata nama senyawa yang digunakan pada senyawa yang mengandung ion poliatomik banyak beberapa varian (belum ada yang pasti baku). Beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk menuliskan tat namanya diantaranya:

a. Jika kation memiliki lebih dari satu biloks, angka romawi digunakan setelah nama kation

Pb(NO2)2 = Timbal(II) nitrit
FeSO3 = Besi(II) sulfit
CuSO4 = Tembaga(II) sulfat
Fe2(C2O4)3 = Besi(III) oksalat

b. Jika kation hanya memiliki satu biloks, maka biloks unsur di tengah dalam anion poliatom ditulis setelah nama kationnya. Awalan yunani tidak digunakan kecuali unsur tersebut dapat membentuk lebih dari satu senyawa tetapi dengan bilangan oksidai yang sama. Contohnya

Rumus Nama senyawa (IUPAC) Nama Senyawa Menurut Sistem Stock
Al2(SO3)3 Alumunium sulfit Alumunium sulfat(IV)
Al2(SO4)3 Alumunium sulfat Alumunium sulfat(VI)
KNO2 Kalium Nitrit Kalium nitrat(III)
KNO3 Kalium Nitrat Kalium nitrat(V)

4. Senyawa Asam

Dalam sistem tata nama senyawa stock, angka romawi digunakan untuk unsur ion poliatom dalam senyawa asam yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Nama ion pliatom tidak diawali dengan awalan yunani tapi cukup diberi akhiran -at.

Rumus Nama Menurut Sistem Stock Nama Menurut IUPAC
HClO = Asam klorat(I) Asam hipoklorit
HClO2 = Asam klorat(III) Asam klorit
HClO3 = Asam klorat(V) Asam klorat
HClO4 = Asam klorat(VIII) Asam perklorat

sumber : buku belajar kimia secara menarik

Categories: rumus kimia
rumus hitung:
X

Headline

Privacy Settings