X

Tata Nama dan Sifat Senyawa Alkena

Tata Nama Senyawa Alkena- alkena merupakan senyawa hidrokarbon dengan ikatan atom C rangkap. Ia juga disebut senyawa hidrokarbon tak jenuh karena ada atom C yang belum penuh mengikat Atom C atau gugus alkil yang lain sehingga terbentuk ikatan rangkap 2. Sama seperti ketika kita belajar tentang senyawa karbon alkana, alkena juga punya deret homolog dengan aturan atau rumus:

CnH2n

Tata Nama Senyawa Alkena

Sama seperti alkana, tata nama senyawa alkena juga punya ciri khas. Jika di senyawa alkana berakhiran -ana maka pada senyawa alkena sobat tinggal mengganti akhiran tersebut dengan akhiran -ena. Misalnya pada Alakan C4H10 dinamakan Butana maka C4H8 dinamakan Butena. Hanya berbeda pada akhirannya saja. Contoh lengkapnya sebagai berikut

ALKANA ALKENA
C2H6 = etana C2H4 = etena
C3H8 = propana C3H6 = propena
C4H10 = butana C4H8 = butena
C5H12 = pentana C5H10 = pentena

 Aturan penamaan senyawa alkena agak berbeda jika dibandingkan dengan senyawa alkana karena pada senyawa ini terdapat ikatann rangkap. Berikut poin-poin penting dalam tata nama senyawa alkena:

  1. Karena punya ikatan rangkap, maka penomoran tidak dimulai dari yang dekat dengan cabang melainkan yang dekat dengan ikatan atom C rangkap. Khusus untuk ikatan lurus diawalin dengan angka yang menunjukkan letak ikatan C rangkap dari senyawa tersebut.contohnya
    1-butena
    2-etil-5-metil-heksena
    2-pentena

    Cobat sobat perhatikan, tidak seperti pada alkana, penomoran tidak dilakukan dari kiri melainkan dari yang dekat dengan ikatan C rangkap (dari kanan).

  2. Untuk rantai bercabang maka penamaannya:
    a. tentukan rantai C terpanjang (utama) yang akan menjadi dasar penmaan yang pokok
    b. atom-atom C yang tidak terletak pada rantai merupakan
    coba sobat perhatikan contoh berikut
    2-etil-5-metil-heptena
  3. Alkil-alki yang tidak sejenis ditulis dengan diurutkan berdasarkan susunan abjad. Misalnya antar metil dan etil akan duluan etil, antara propil dan metil akan duluan metil. Coba sobat simak contoh berikut
    4,7-dietil-3,9-dimetil-3-dekena

    jika dilihat, bisa saja rantai dari sebelah kiri akan lebih panjang jika membelok ke bawah (menjadi rantai 8 C) akan tetapi hal itu tidak boleh karena bagaimanapun dalam tatanama senyawa alkana rantai utama yang dipakai adalah ranti terpanjang yang ada ikatan rangkapnya. Jadi ikatan rangkap selalu menjadi bagian dari ikatang rantai utama.

  4. Alkil-alki yang sejenis digaungkan dengan awalan di jika jumlahnya 2, tri jika jumlahnya 3, tetra jika jumlahnya 4 dan seterusnya.
  5. Jika sebuah atom C pada rantai utama mengikat beberapa gugus berbeda maka penulisan nomor harus diulangi.
    Contohnya

    3-etil-3-metil-1-pentena

  6.  Jika dalam suatu senyawa ada lebih dari satu pilihan rantai utama maka dipilih rantai utama yang akan mempunyai lebih banyak gugus alkil, contohnya

    3-etil-2,6,6-trimetil-3-oktena

  7. jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap maka letak ikatan rangkap disebu satu dan diberi awalan di = 2 tri = 3 tetra = 4 dan seterusnya di depan akhiran ena. salah satu contohnya sebagai berikut:

    3-etil-5-metil-1,3-heksadiena

Sifat-Sifat Khas dari Senyawa Alkena

  1. Semakin banyak atom C maka massa molekul relatif semakin tinggi dan titik didihnya kana semakin tinggi pula. Untuk yang punya isomer, maka semakin panjang rantai atom C maka semakin tinggi titik didihnya.
  2. Alkena memiliki sifat fisis yang hampir sama dengan alkana seperti kerapatannya kecil dan tidak larut dalam pelarut polar seperti air. Pada suhu kamar, alkena dengan atom C1-C4 punya wujud gas, C5-C17 berwujud cair, dan alkena dengan atom C lebih dari 17 punya wujud padat.
  3. Senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap seperti alkena dapat mengalami rekasi pemutusan ikatan rangkap atau sering disebut reaksi adisi yang mengubah ikatan tak jenuh menjadi ikatan jenuh. Zat-zat yang biasanya ditangkap seperti gas hidrogen (H2), golongan halogen (F2, Cl2, Br2), senyawa asam-asam halida (HF, HBr, HCl, HI) contohnyaHukum Markovnikov

    Jika ada senyawa alkena menangkap asam halida maka berlaku sebuah hukum yang disebut hukum Markovnikov. Hukum ini ditemukan oleh peneliti asal negeri beruang merah (Russia). di akhir abad ke 19 (1870). Bunyi hukum Markovnikov sebagai berikut:

    “Ketika alkena bereaksi dengan asam halida maka, atom H dari asam akan terikat pada atom C ikatan rangkap yang memiliki atom H lebih banyak dan atom dari gologan halogennya akan berikatan dengan atom C yang mengandung H lebih sedikit”

    Contoh penerapannya sebagai berikut:

    Hukum Anti-Markovnikov

    pada tahun 1933 M.S Kharas dan F.W. Mayo dari universitas Chicago menemukan bantuan katalis hidrogen peroksida, ternyata dapat membalikkan hukum dari markovnikov. Ketika menggunakan katalis tersebut atom C yang mengikat H lebih banyak cenderung mengikat atom halogen pada senyawa asam halida, berikut reaksinya

  4. Alkena dapat mengalami rekasi Polimerisasi
    Senyawa alkena dapat mengalami rekasi polimerisasi karena punya ikatan tidak jenuh (rangkap 2). Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi molekul raksasa sehingga mempunyai rantai karbon yang sangat panjang. Molekul-molekul tunggal disebut monomer dan ketika digabung menjadi molekul besar yang disebut polimer.

Categories: rumus kimia
rumus hitung:
X

Headline

Privacy Settings