Tata Nama Senyawa Binner dan Poliatomik – Ketika kita akan mengenal seseorang mungkin nama menjadi hal yang pertama yang harus kita ketahui. Jika namanya saja tidak tahu hampir dipastikan ia tidak mengenal dan paham tentang seseorang. Sobat, ini juga berlaku dalam ilmu kimia. Untuk mempermudah kita dalam belajar kimi ada nama-nama yang harus kita pahamai dan hafalkan. Oleh karena itu setiap senyawa kimia memiliki nama yang khas. Semakin khas dan unik nama suatu senyawa maka ia semakin mudah dikenali. Misalnya saja Benzena (C6H6) namanya unik karena mirip dengan nama pesepakbola terkenal. Nama juga mengandung makna tertentu, misalnya “Lintang” yang berarti bintang atau “Lazuardi” yang berarti langit.
Jika nama kita mempunyai arti maka nama senyawa kimia mempunyai aturan. Inilah yang disebut dengan tata nama senyawa kimia, artinya kita tidak boleh sembarangan menamai suatu senyawa. Apa manfaat adanya tata nama senyawa? Yang jelas ia akan membantu mengingat, mencegah duplikasi, dan tidak terjadi salah sebut. Sobat, kali ini kita akan belajar sedikit mengenai tata nama senyawa anorganik.
Senyawa anorganik terbagi menjadi dua golongan besar yaitu senyawa binner dan poliatomik. Keduanya memiliki aturan penamaan yang berbeda.
Tata Nama Senyawa Binner
Yang dimaksud dengan senyawa binner adalah senyawa yang hanya terdiri atas dua buah atom atau unsur. Misalnya seperti garam dapur NaCl, yang terdiri dari dua unsur Natrium dan Klorin. Kenapa senyawa NaCl diberi nama natrium klorida, bukan natrium klorin?
Non Logam dengan Logam
Tata nama senyawa bineer yang terdiri dari unsur logam dan nonlogam penamaan dilakukan dengan cara menyebutkan nama unsru yang depan (yang logam) diikuti dengan nama unru yang kedua (yang non logam) ditambah akhiran -ida.
Contoh
Rumus Kimia | Nama senyawa |
CaO | Kalsium Oksida |
NaCl | Natrium Klorida |
MgCl2 | Magnesium Klorida |
BaO | Barium Oksida |
KBr | Kalium Bromida |
K2O | Kalium Oksida |
Perlu sobat ketahui, pada kenyataanyya beberapa logam (teutama logam golongan B) memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi seperti tembaga (Cu), besi (Fe), perak (Ag), dan beberapa logam lain. Tata nama senyawa binner logam-nonlogam yang unsru logamnya punya bilangan oksidasi lebih dari satu adalah dengan menyebutkan nama logam dan menuliskan bilangan oksidasinya dengan angka romawi yang diapit tanda kurung baru diikuti dengan nama unsur bukan logam ditambah akhiran ida -ida .
Contoh
Rumus Kimia | Nama senyawa | Cara Menentukan Bilangan Oksidasi |
Cu2O | Tembaga (I) Oksida | Oksigen mempunyai bilangan oksidasi -2, sehingga untuk bisa netral 2 atom tembaga harus mempunyai bilangan oksidasi +1 |
CuO | Tembaga (II) Oksida | Oksigen mempunyai bilangan oksidasi -2, sehingga untuk bisa netral atom tembaga harus mempunyai bilangan oksidasi +2 |
FeCl2 | Besi (II) Klorida | 2 atom Cl mempunyai biloks total -2 sehingga satu atom Fe memiliki biloks +2 |
FeCl3 | Besi (III) Klorida | 3 atom Cl mempunyai biloks total -3 sehingga perlu atom Fe dengan biloks +3 |
Non Logam dengan Non Logam
Untuk tata nama senyawa nonlogam dengan nonlogam menggunakan aturan
Jumlah unsur pertama diikuti dengan nama unsur pertama diikuti jumlah unsur kedua diikuti nama unsur kedua ditambah akhiran -ida, kecuali untuk jumlah unsur 1 tidak perlu menyebutkan jumlah unsur di depan nama unsur.
Agar tidak bingung lansung saja sobat hitung simak contoh berikut
Rumus Kimia | Nama senyawa |
CO | Karbon Monoksida |
CO2 | Karbon Dioksida |
P2O5 | Difosforus Pentaoksida |
P2O3 | Difosforus Trioksida |
NO2 | Nitrogen Dioksida |
N2O5 | Dinitrogen Pentaoksida |
CCl4 | Karbon Tetraklorida |
khusus penyebutan jumlah atom mengikuti aturan standard interasional sebagai berikut
Jumlah Atom |
Sebutan Latin |
Jumlah Atom |
Sebutan Latin |
1 | mono | 6 | heksa |
2 | di | 7 | hepta |
3 | tri | 8 | okta |
4 | tetra | 9 | nona |
5 | penta | 10 | deka |
Tata Nama Senyawa Poliatomik
Senyawa poliatom adalah senyawa yang terdiri dari lebih dari dua jenis ataom atau unsur. Jika salah satu unsurnya adalah oksigen, maka penamaannya unsur tersebut diakhiri dengan akhiran at atau it. Penggunaan akhiran at atau it tergantung pada jumlah oksigen yang terikat dalam senyawa tersebut. Akhiran it biasanya digunakan untuk jika oksigen dalam senyawa berjumlah lebih sedikit, sebaliknya akhiran at digunakan untuk senyawa yang jumlah oksigennya lebih banyak. Mari simak contoh berikut
Rumus Kimia Senyawa | Nama Senyawa |
KNO2 | Kalium Nitrit |
KNO3 | Kalium Nitrat |
NaNO2 | Natrium Nitrit |
NaNO3 | Natrium Nitrat |
Na2SO3 | Natrium Sulfit |
Na2SO4 | Natrium Sulfat |
senyawa poliatomik juga meliputi senyawa asam dan senyawa basa. Keduanya memiliki aturan penamaan tersendiri.
Tata Nama Senyawa Asam
penamaan asam dengan menyebut nama asam atau hidrogen diikuti dengan menyebutkan nama sisa asam bisa berupa unsur nonloga atau gugus asam
contoh
HCl dinamakan Hidrogen Klorida atau Asam Klorida
H2SO4 dinamakan Hidrogen Sulfat atau Asam Sulfat
HCN dinamakan Hidrogen Sianida atau Asam Sianida
H3PO4 dinamakan Hidrogen Fosfat atau Asam Fosfat
Tata Nama Senyawa Basa
penamaan senyawa basa dilakukan dengan menyebutkan nama unsur loga dengan diikuti kata hidroksida
contoh
NaOH : Natrium Hidroksida
KOH : Kalium Hidroksida
Mg(OH)2 : Magnesium Hidroksida
Al(OH)3 : Alumunium Hidroksida
Tatanama senyawa kimia masih ada macamnya lagi seperti senyawa karbon, senyawa protein, dan beberapa ada penamaan khusus seperti benzena yang disebutkan di depan. Untuk tata nama senyawa kimia yang lain InsyaAlloh kita lanjut lain kesempatan. Semoga materi yang sederhana ini bisa bermanfaat. Selamat Belajar.
syifa says
Thanks yaaaa
sitihardianti says
keren bermanfaat banget blognya yg tadinya aku gak ngerti jadi ngerti 🙂 thank’s
rumus hitung says
terima kasih kak siti sudah mampir.. 😀